Bertobatlah dan Percayalah kepada Injil!

 Helena D. Justicia  |     22 Feb 2015, 05:02

Masihkah kita membaca Kitab Suci? Atau, bisa juga, mendengar Kitab Suci dibacakan melalui sarana audio? Nah, bagaimanakah perasaan Anda saat membaca atau mendengar pembacaan Kitab Suci itu?

Jawabannya bisa bermacam-macam. Ada orang yang merasa biasa saja. Ada yang blank karena tidak paham. Ada yang menganggap Kitab Suci, Injil khususnya, sebagai pedoman hidup sehingga menerimanya dengan takzim. Ada yang malah skeptis, "Ah, itu kan zaman Yesus! Injil tidak relevan lagi dengan masa kini!" Ada juga yang membaca Injil dengan air mata berlinang-linang, karena sungguh mengalami kehadiran dan cinta Allah bagi manusia.

Kitab Suci adalah sebuah buku yang unik. Seorang imam pernah menyebut Kitab Suci adalah buku sejarah sekaligus buku budaya atau tradisi, buku sastra dan buku iman. Dari sudut manapun kita memandangnya, hanya ada satu tema dalam Kitab Suci: cinta Allah kepada manusia.

Bukankah di dalam Kitab Suci kita membaca bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dan seisinya, lantas menjaga, merawat, serta memulihkannya? Allah-lah yang berjalan bersama manusia, dalam kemesraan hubungan antara Sang Pencipta dan ciptaan-Nya. Ketika dosa menjerat manusia, Allah hadir untuk menyelamatkan mereka. Allah jugalah yang hadir secara konkret dalam rupa manusia; mengalami godaan, menderita demi mewujudkan Kerajaan-Nya di muka bumi, wafat lalu bangkit dalam kemuliaan.

Membaca buku berusia ribuan tahun itu, masihkah kita bertanya-tanya tentang Allah? Tentang kehadiran-Nya dalam hidup kita? Tentang tanda-tanda yang ditinggalkan-Nya untuk kita percayai? Tentang janji-Nya untuk membawa manusia kepada kemuliaan, kehidupan yang kekal?

Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali