Keputusan dan Iman yang Penuh Hoax

 Paul Heru Wibowo  |     18 Dec 2016, 19:08

Dalam dunia pendidikan bergaya kolese, keberanian untuk membuat dan mengambil keputusan menjadi salah satu agenda penting dalam pengembangan karakter. Keberanian ini dipahami sebagai penanda kedewasaan seorang individu muda. Dalam proses ini, setiap individu harus bersikap lepas bebas. Keputusan yang diambilnya bukan merupakan buah dari pengaruh atau paksaan pihak luar. Namun, keputusan itu sungguh berasal dari kebebasannya.

Keputusan dan Iman yang Penuh Hoax

Meski tidak pernah mengenyam pendidikan bergaya kolese, Yusuf dan Paulus telah berani ambil keputusan yang tidak hanya penting bagi kehidupan mereka, melainkan juga bagi sejarah keselamatan manusia. Dalam Matius 1: 18-24, Yusuf yang semula bimbang dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menerima Maria sebagai isterinya. Tentu saja, ini bukanlah keputusan yang mudah baginya. Namun, Yusuf berani untuk melaksanakan tugas yang lebih besar sebagaimana disampaikan oleh malaikat Allah. Peristiwa itu dengan jelas menunjukkan bahwa di balik sikap diamnya Yusuf juga memiliki andil yang cukup besar dalam kelahiran Sang Mesias.

Lalu bagaimana dengan Paulus? Dalam Roma 1-1-7, Paulus yang semula sangat membenci pengikut Kristus mampu memberikan pernyataan yang tegas mengenai kasih karunia Allah yang tercurah padanya. Bagaimana mungkin seorang fundamentalis berubah dalam waktu singkat menjadi seorang hamba Allah yang rendah hati? Keputusannya untuk mengikuti Kristus adalah keputusan yang kontroversial baik bagi kaum fundamentalis maupun mereka yang dikejar-kejar sebagai korban. Pertemuannya dengan Kristus menjadi awal perubahan dalam kehidupannya. Ia memutuskan untuk mengabdi Sang Mesias dengan menjadi pewarta Injil Allah.

Apa yang diputuskan Yusuf atau Paulus pasti memiliki konsekuensi tersendiri. Kedua-duanya tidak lagi berada di dalam zona yang nyaman. Atas keputusan yang mereka ambil, kehidupan mereka mungkin tampak lebih sulit dan berisiko. Namun, itulah harga yang harus dibayar dalam sebuah keputusan iman! Dalam keputusan yang mereka ambil, terdapat nilai yang sangat berharga dan patut diperjuangkan.

Dalam era di mana teknologi media telah menuntun opini dan perilaku masyarakat, berkeputusan menjadi soal yang sangat sulit. Terkadang tidak mudah untuk membedakan mana yang sejati dan mana yang hoax. Meski tidak mudah, situasi itu jangan menghalangi kita untuk memilih dan memutuskan apa yang terbaik agar karya keselamatan Allah terwartakan. Memang, perlu latihan rohani yang ekstra keras agar keputusan yang diambil tidak mencerminkan iman yang penuh dengan hoax.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi