Tritunggal Mahakudus
Lamtarida Simbolon O.Carm | 13 Jun 2014, 14:44
Para pengkhotbah mencoba menjelaskan Tritunggal dengan macam-macam perbandingan. Ada yang membandingkannya dengan: matahari, cahaya, panas. Apakah penjelasan ini cukup untuk menjelaskan Tritunggal? Tidak! Kesatuan Tritunggal itu mungkin dijelaskan sesederhana itu. Ada pula yang menjelaskan kesatuan Tritunggal dengan percampuran air, gula, kopi. Ini lebih mengerikan lagi. Selain itu masih banyak lagi perbandingan yang diciptakan, tetapi tak satu pun yang memadai.
Para ahli sudah mencoba membuat penjelasan tentang Tritunggal, namun tetap juga tidak memadai. Ketika Santo Agustinus berjalan-jalan di pantai sambil memikirkan terus-menerus tentang Allah Tritunggal, dia mendapat penglihatan seorang anak sedang memindahkan air laut ke dalam sumur kecil. Agustinus berkata, "Mana mungkin kamu memindahkan air laut ke dalam sumur kecil itu, Nak." Dan si anak berkata, "Itulah yang sedang Bapak buat. Mana mungkin Bapak memikirkan misteri Tritunggal yang agung itu dengan pikiran Bapak yang terbatas itu." Agustinus kemudian tersadar bahwa tidak mungkin ia mampu menjelaskan Tritunggal, lalu menundukkan kepala dengan hormat di hadapan Allah.
Dengan otak kita yang kecil dan terbatas ini, tidak mungkin kita mampu memahami Allah yang Mahabesar itu. Jangankan memahami Allah, memahami diri kita sendiri pun kita tidak sanggup. Barangkali sikap yang paling hormat ialah dengan menundukkan kepala seperti Agustinus sambil memohon rahmat iman, supaya dengan iman itu kita pelan-pelan mampu mengimani Allah Tritunggal yang sungguh agung itu. Yang kita mohon ialah iman, bukan pengetahuan untuk menyelidiki Tritugngal itu terus-menerus. Karena semakin kita menyelidiki, terlebih degan nafsu ingin mengetahui segalanya tentang Allah, kita akan semakin terjerumus ke dalam labirin yang membingungkan. Namun dengan kerendahan hati dan iman, barangkali dalam perjalanan waktu, Tuhan akan menganugerahkan rahmat pengenalan akan Tritunggal itu kepada kita.
Banyak hal yang ingin dikatakan Yesus kepada kita, tetapi barangkali kita belum sanggup menanggungnya sekarang ini, sebagaimana Dia katakan kepada para rasul dalam Injil hari ini. Roh Kebenaranlah yang akan menuntun kita kepada kebenaran itu. Roh Kebenaran yaitu Roh Kudus itu sudah dicurahkan ke dalam hati kita, karena kita telah menerima babtis, terlebih sudah menerima Krisma. Maka yang paling utama ialah kita memohon terus kepada Roh Kebenaran itu, agar Dia sendiri yang menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Hanya Roh itulah yang mampu menuntun kita kepada kebenaran, karena Dia tidak berbicara dari diri-Nya sendiri melainkan dari Yesus. Dan semua itu bukan berasal dari Yesus, melainkan dari Bapa. Jadi, di sinilah nampak kesatuan Trintunggal. Kita yang hidup sekarang mengimani Yesus dalam Roh dan Kebenaran.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |