Kehancuran Dan Penderitaan

  18 Nov 2010, 22:22

Bacaan Injil hari Minggu ini menceritakan peristiwa kehancuran Kenisah Yerusalem, bangunan kokoh dan indah sekali, yang diciptakan oleh orang-orang Israel zaman itu untuk memuliakan Tuhan. Sekaligus bangunan itu menjadi "dunianya" orang Yahudi dan menjadi kebanggaan pribadi dan bangsa yang telah membangun dan memilikinya, lalu bisa menjadi sumber kesombongan bangsa. Yesus juga berbicara tentang penderitaan akibat penyakit dan kelaparan serta kehancuran yang akan dihadapi manusia akibat perang, ulah manusia sendiri. Manusia lebih mementingkan dirinya atau kelompoknya sendiri. "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan." (ay. 10)

Kehancuran Dan Penderitaan

Kalau diperhatikan maka kisah kehancuran Kenisah Yerusalem merupakan metafora dari apa yang sedang terjadi sekarang ini. "Kenisah Yerusalem" kita, yaitu bumi tempat tinggal kita yang sangat indah juga menghadapi kehancurannya. Bumi ini demkikian kokoh dan indah sehingga kita menganggap hanya kiamat "bikinan" Tuhan yang dapat menghancurkannya. Tetapi manusia sudah menghancurkannya sendiri. Begitu banyak perusakan terjadi karena manusia mementingkan keuntungan dirinya, perusahaannya atau kelompoknya sendiri. Bangsa bangkit melawan bangsa lain, bangsa yang kuat menjarah sum-ber daya alam bangsa yang lemah. Ekologi hancur karena hutan beralih fungsi akibat keserakahan manusia sendiri. Penggunaan sumber energi yang tak tergantikan (minyak bumi dan batubara) menyebabkan meningkatnya emisi karbon di atmosfir bumi, sehingga membuat lubang ozon membesar, menimbulkan pemanasan bumi dan polusi. Akibatnya iklim pun berubah, mengacaukan sistem pertanian dan pengadaan pangan, kelaparan terjadi di mana-mana. Terjadi longsor dan banjir di mana-mana sehingga menimbulkan penderitaan orang banyak.

Bulan Oktober yang lalu dunia memperingati hari-hari yang mengingatkan manusia untuk menjaga agar "Kenisah Yerusalem" kita tidak hancur lebur. Tgl 4 - Hari Habitat Sedunia, 13 - Hari Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam, 16 - Hari Pangan Sedunia, 17 - Hari Internasional untuk Penghapusan Kemiskinan. Sedangkan di bulan November ini di Indonesia diperingati Hari Pohon tgl 21. Namun semuanya itu tidak akan ada gunanya jika tetap tinggal sebagai wacana, tindak seremonial atau selebrasi semata. Gereja KAJ sudah mengusung gerakan peduli lingkungan, mendaur ulang sampah organik, sedapat mungkin tidak menggunakan bahan-bahan pengemas yang sulit terurai, membuat lubang-lubang biopori, menanam tanaman yang berguna meski hanya punya lahan sempit, dll. Gerakan ini memang masih kecil tetapi bisa meluas dan membesar, menjadi lampu suar bagi masyarakat di sekitar kita dengan kepedulian kita terhadap bumi kita ini, bukan malah ikut-ikutan menghancurkannya. Ingatlah akan anak-cucu kita sendiri yang akan menghadapi penderitaan dan kehancuran, sehingga tgl. 20 November pun sudah ditetapkan sebagai Hari Anak-anak Universal. Peduli lingkungan hidup harus menjadi gaya hidup, bukan program sesaat! Kalau minum kopi atau teh, fitness, pakaian ber-merk, dll bisa menjadi gaya hidup zaman sekarang, mengapa menjaga dunia kita agar tidak hancur tidak bisa menjadi gaya hidup?

(G.N. Aswin)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi