Mengikut Tuhan Bersama Elia Dan Maria
12 Jul 2013, 17:56
Hari Minggu ini paroki kita merayakan pesta pelindung, Maria Bunda Karmel. Bacaan-bacaan yang dipakai hari ini diambil dari Rumus Khusus Hari Raya Maria Bnda Karmel yang seharusnya diraya-kan tanggal 16 Juli. Bacaan pertama berkisah tentang Elia yang sedang berada di puncak gunung Karmel, setelah ia mengalahkan nabi-nabi Baal (1 Raj 18: 42b-45a). Bacaan Injil berkisah tentang Maria yang berada di puncak Golgota berdiri di kaki salib Yesus (Yoh 19: 25-27).
ELIAElia adalah seorang nabi yang selalu haus akan Allah dan hidup di hadirat-Nya. Dia adalah seorang kontemplatif yang terbakar oleh cinta yang membara akan Allah, dan kata-katanya bernyala seperti obor. (Sir 48: 1). Dia mati-matian memperjuangkan umat Israel supaya mengimani Allah yang benar. Di gunung Karmel, dia melakukan karya yang amat besar, membuat orang Israel berbalik kepada Tuhan. Setelah melihat perbuatan ajaib Tuhan melalui Elia, orang Israel berbalik kepada Tuhan dengan berkata, "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah." (1 Raj 18: 39). Setelah itu, dia menghabisi empat ratus lima puluh nabi palsu.
Dari Elia, kita belajar hidup di hadirat Allah. Hidup kontemplatif. Artinya, hidup dekat dengan Allah. Kadang ia hidup di tengah keramaian dan pergulatan hidup umatnya (1 Raj 17: 7-24), tetapi kadang ia menarik diri dan tinggal dalam keheningan bersama Tuhan (1 Raj 19: 9-18). Keheningan dan hidup dekat dengan Allah itulah yang membentuk karakter Elia, yang membentuk spiritualitas Elia, sehingga dia mampu melakukan karya-karya besar. Tanpa hidup dekat dengan Allah, tanpa ditempa oleh keheningan bersama Allah, kita tidak akan dapat melakukan karya-karya Allah. Semua karya kita akan kosong dan jatuh ke dalam pencarian diri tanpa didasari spiritualitas yang kuat seperti Elia.
MARIAMaria adalah orang yang mendengarkan secara bijaksana dan kontemplatif, menyimpan serta merenungkan dalam hatinya semua peristiwa dan firman Tuhan. (Luk 2: 19,51). Maria mampu membaca perkara-perkara besar yang dikerjakan Tuhan melalui dirinya berkat imannya yang besar serta kedekatannya dengan Tuhan. Keheningan hatinya telah membuat ia dapat merenungkan peristiwa-peristiwa besar itu.Selain itu, Maria menjadi teladan dalam hal ketaatan mengikuti Yesus. Maria selalu tampil dalam peristiwa-peristiwa penting hidup dan karya Yesus. Pada awal karya Yesus, dalam peristiwa perkawinan di Kana, Maria tampil sebagai pengantara antara umat dengan Yesus. Dia mengajar kita untuk percaya kepada Puteranya. Maria taat dan mengikuti Yesus sampai pada kaki salib. Di kaki salib itu, ia menjadi bunda semua orang beriman. Yesus menyerahkan murid (-murid-Nya) kepada Bunda-Nya, dan menyerahkan kita kepada Bunda-Nya. Dengan demikian, Maria menjadi Bunda kita semua, menjadi Bunda Gereja.
Elia dan Maria menjadi teladan bagi kita dalam hati, taat kepada kehendak Allah. Elia dan maria juga menjadi inspirator bagi kita untuk hidup kontemplatif (hidup di hadirat Allah).
(Lamtarida Simbolon, O.Carm)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |