Tinggal Dalam Kasih

  27 May 2012, 12:34

Pendonor HatiPak Karto sangat membenci Tonny, sahabat anaknya Andi. Sering Tonny diusir atau dikatai kasar dan kotor atau dibawakan pentungan oleh Pak Karto. Bagi Pak Karto, Tonny adalah pemuda begajulan, ugal-ugalan dan tidak punya sopan santun. Ia kuatir dan melarang anaknya bergaul dengan Tonny.

Pak Karto kena penyakit lever, hatinya praktis tidak berfungsi lagi. Satu-satunya jalan sembuh adalah transplantasi hati, sayang hati Andi tidak cocok. Andi sedih dan curhat pada Tonny. Tonny mengajak Andi ke rumah sakit memeriksakan dirinya. Setelah diperiksa. ternyata hati Tonny cocok dengan hati Pak Karto. Tonny menyumbangkan sebagian hatinya pada Pak Karto. Tonny berpesan agar Pak Karto tidak boleh tahu siapa pendonor hati bagi dirinya.

Kesehatan Pak Karto telah pulih seperti sediakala, tanpa tahu siapa pendonornya, walau ia telah memaksa Andi.

Sikap Pak Karto terhadap Tonny tidak berubah, kasar dan benci, bahkan Andi dilarang bertemu dengan Tonny. Andi sangat sedih, dan ingin memberitahukan rahasia pendonor ayahnya, agar sikap bapaknya berubah, tetapi Tonny selalu melarangnya.

Menyerahkan hidup

Sepulang mengambil uang dari Bank, Andi di dicegat dan dirampok oleh dua orang pemuda. Andi berusaha mempertahankan tasnya. Tarik menarik terjadi antara Andi dengan dua perampok, akhirnya salah seorang perampok mengeluarkan pisau hendak menusuk Andi. Dalam waktu bersamaan muncul Tonny berusaha menolongnya. Salah seorang perampok langsung menusukkan pisau ke perut dan mengenai jantung Tonny hingga ambruk dan tewas seketika. Kedua perampok itu akhirnya kabur begitu melihat korbannya jatuh dan tewas. Orang-orang segera datang dan membawa Tonny ke rumah sakit.

Berita perompokan dan tewasnya Tonny sampai ke telinga Pak Karto. "Ternyata bukan hanya tak sopan santun tapi juga perampok. untung dia sudah tewas. " Begitu ucap Pak Karto. Andi sangat sedih, " Pak... kenapa Bapak begitu jahat sama Tonny?" Tanya Andi. Dengan santai Pak Karto menjawab, "Sudah sewajarnya sikap saya demikian, kalau tidak kamu akan terpengaruh dan menjadi seperti perampok itu!" Andi terisak dan berkata, "Pak, Tonny itu bukan jahat, apalagi perampok. Ia sangat baik dan tanpa pamrih! Ia sudah menyumbangkan hatinya untuk Bapak. Walau Bapak berlaku kasar ia tetap baik dan tetap merahasiakan kalau ia pendonor untuk Bapak!" Pak Karto hanya bisa terdiam...kelu! " Dan lagi Pak... seharusnya Andi yang ditusuk pisau, tetapi Tonny tiba-tiba muncul dan menolong Andi. Dia mati karena menolong Andi... Pak. Tidak seharusnya Bapak membencinya, karena Bapak bisa hidup karena Tonny dan saya masih ada juga karena diselamatkannya." Pak Karto menyesal, tapi Tonny sudah terlanjur mati.

Yesus meminta agar kita tinggal dalam kasih-Nya dan menuruti perintah-Nya. Tonny menunjukkan kasihnya bukan dengan kata tetapi dengan tindakan nyata memberikan hidupnya: ia memberikan hatinya untuk Pak Karto dan menyelamatkan nyawa Andi, sahabatnya. Tonny telah memenuhi perintah Yesus, "tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang menyerahkan untuk sahabatnya.

Yesus telah memberikan nyawa untuk kita sahabatnya. Perbuatan kasih apa yang kan kita lakukan sebagai tanda syukur atas kasih Yesus yang begitu besar?

(Rm. Heribertus Supriyadi O.Carm)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi