Jalan Menurun
10 Jan 2013, 14:48
Selagi orang berlomba-lomba menyiapkan diri menuju ke atas, punya kekuasaan, disegani, harta berlimpah...kok bisa-bisanya kamu menulis tentang Mr. Nobody yang memilih jalan tersembunyi untuk mendapatkan dan merasakan kasih Allah di Edisi Natal. Naif deh!! Bagaimana loe sendiri menjalaninya?", komentar sobatku saat malam tahun baru. Seketika itu juga, muncullah tayangan di otaktentang sifatku yang sok 'pintar', sok 'benar' sendiri untuk mengkritik orang lain, lingkungan/wilayah, ataupun paroki. Ini kurang tepat, itu salah, ikuti saja saranku, bla..bla..bla.. Aku rindu jalan menanjak, ke atas dan tampil. Jalan rohani sungguh berbeda dengan jalan duniawi. Kerendahan hati vs kesombongan.
Yesus Merendahkan Diri
Yohanes tidak hanya berteriak-teriak agar jalan yang berkelak-kelok diluruskan, lembah curam ditutup dan gunung di ratakan untuk menyambut kedatangan Mesias. Ia mengajak umat bertobat dan membaptis mereka di sungai Yordan. Dengan rendah hati dikatakan bahwa melepas tali kasutnya pun aku tak pantas. Yohanes hadir, menolong dan ikut merasakan kerinduan umat Israel akan kedatang-an Mesias.
Ketika orang banyak itu telah di-baptis, Yesus juga datang kepada Yohanes minta dibaptis. Yohanes mencegah Dia dan kata-nya, "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu....." (bdk Mat 3: 14-15). Yesus sebagai Putra Allah tidak mempunyai dosa telah mengosongkan diri-Nya agar sama dengan manusia lain mengalami peristiwa pembaptisan oleh Yohanes. Yesus menapaki jalan menurun tanpa ragu karena kasih-Nya kepada manusia.Apakah dia orang baik atau jahat, semuanya ingin diselamatkan.
Jalan Yesus adalah jalan tersembunyi, jalan yang jarang dilalui manusia, the road less travelled. Sungguh sulit bagiku yang masih suka naik darah ketika pelayananku dicela. Hatiku seringkali memberontak dan mengumpat bahwa sudah untung kamu aku layani..huh. Aku seringkali jengkel dan mau 'mutung' karena merasa kurang mendapat apresiasi dari Romo Paroki dan umat. Aku ingin jalan menapak naik, bukan jalan menurun.
Ah.. ternyata sulit juga menjadi pri-badi yang penuh kasih. Membutuhkan proses dan pertolongan Tuhan terus menerus. Aku sebagai manusia lemah perlu diperbaiki sedikit demi sedikit agar mampu mengikuti jalan menurun, jalan kerendahan hati dari Juru Selamatku. Sudah siapkah aku menjadi murid Yesus? Semoga.
(JA Gianto / Sie Katekese)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |