Yesus Datang Menggenapkan Taurat
Prasetyo Hartono | 11 Feb 2017, 10:19
Dalam hidup, prasangka yang diberikan seseorang membuat tidak nyaman dan tersinggung bagi yang dikenainya. Prasangka jugalah yang lantas bisa jadikan fitnah atau jika fitnah itu telah menyebar akan menjadi hoax - berita bohong seperti yang akhir-akhir ini menjadi topik hangat.
Dalam Injil Minggu ini, Yesus mengawali khotbah di bukit dengan ungkapan, "Janganlah kamu menyangka," yang ditujukan kepada orang Yahudi. Mereka menyangka Yesus ingin meniadakan hukum Taurat. Bagi orang Yahudi, Taurat adalah pengajaran, hukum-hukum, aturan yang terdapat dalam kelima kitab pertama dalam Alkitab yang berisi hukum, larangan dan keharusan. Karenanya, kesalehan akan diukur dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.
Kehidupan beragama dalam arah ini diukur dengan hukum. Yesus datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya. 'Bukan meniadakan' artinya tidak menyangkal keabsahan orang-orang Yahudi menerima Taurat dalam cara itu. Kesalehan ini wajar, tapi sekaligus ditegaskan bahwa hukum-kukum itu dihayati sebagai sarana yang membuat dekat dengan Dia yang bersabda melalui Taurat.
Yesus tidak menghilangkan sekecil iota atau bagian huruf terkecil dalam aturan dan hukum itu. Diungkapkan: "...siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Surga, tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkannya, ia akan menduduki tempat yang tinggi dalam Kerajaan Surga."
Yesus juga memberikan contoh konkret bahwa hukum harus tetap dijalankan. Larangan memang penting dan ditujukan untuk melindungi kehidupan. Yesus mengatakan siapa yang marah, yang mengatakan orang lain 'kafir', yang mencaci-maki, siapa yang mengumpat bodoh harus diserahkan ke dalam api neraka yang bernyala. Bagaimana memahami maksudnya? Bukan dengan menaruh yang dikatakan Yesus sebagai aturan yang menambah beratnya Taurat. Dengan ungkapan inilah Yesus ingin menegaskan setiap manusia hidup baik dengan sesama, menghormati perbedaan yang sering tidak menyenangkan. Inilah yang amat berharga. Menyalahi sesama dalam hal tidak menghormati diungkapkan sebagai yang patut dihukum berat.
Dengan penjelasan hukum zinah dan cerai yang Yesus tekankan, akhirnya kita semua disadarkan tentang cara menemukan Tuhan yang bersabda di dalam hukum-hukum Taurat, bukan sebaliknya.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |