Mengikuti Sang Gembala Sejati dengan Mengenalinya
Robby Purnomo | 11 May 2014, 06:20
Sebagai orang Kristiani, ketika kita mendengar kata "Gembala Baik" maka pikiran membentuk gambaran sosok Yesus yang menggendong domba putih manis di pundak-Nya, sambil berkata: "Akulah Gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku." - walaupun pada kenyataannya yang digendong adalah domba yang mungkin kotor, dekil dan sakit, yang bandel mencara jalan sendiri, tersesat. Dan Yesus dengan penuh kasih meninggalkan kawanan domba-domba lain untuk menolong domba yang tersesat itu.
Sabda Yesus yang menarik di sini adalah: ".... dan domba-domba-Ku mengenal Aku." Sabda ini mengandung syarat bagaimana kita diharapkan untuk untuk bertindak menerima Yesus sebagai Gembala, yaitu mengenal Yesus.
Kita tidak bisa membiarkan Yesus bertepuk sebelah tangan. Kita harus aktif menyambut uluran tangan-Nya untuk menjadi Gembala kita.
Dalam hidup yang kita jalani banyak uluran tangan dari "gembala2" selain Yesus. Semuanya menawarkan gelimang kebahagian, kenikmatan lewat pelbagai cara yang dibungkus macam-macam kemasan palsu. Mengajak berjalan menuju padang rumput hijau yang palsu. Ada ajakan untuk menikmati kegembiraan yang pada hakikatnya tidak lebih pesta mabok-mabokan pemuas egoisme atau pembiusan, tawaran yang menawarkan cinta, padahal cuma pemuasan nafsu belaka, kenikmatan palsu yang tidak lebih pelarian dari kenyataan.
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba (Yoh 10:1-2). Di sini frasa "domba-domba-Ku mengenal Aku" menjadi kata kunci. Kita perlu kenal Yesus sang gembala sejati; dengan mengenalnya kita bisa membedakan suara panggilanNya pada kita, membedakan uluran tangannya, membuat kita mengenali sosoknya membimbing kita menuju padang hijau yang sejati.
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:9-10). Yesus datang pada kita tanpa kedok. Dia datang secara terang-terangan.
Ini kadang membuat pandangan kita kabur. Mata kita rabun karena sederhanaan serta buram karena keterus-terangan. Yesus tidak memberikan harapan palsu. Dengan lugas dia berkata: "Akulah jalan
kebenaran dan kasih, dan bila kamu mau mengikuti Aku (dan ini yang merupakan tantangan bagi kita) ikutlah bersama-Ku memanggul Salib."
Jalan menuju padang hijau sejati ternyata terjal dan berbatu, tetapi Yesus akan menjaga domba-domba-Nya, selama kita para domba mengenal dia dan tidak berpaling pada "gembala upahan" yang akan lari meninggalkan domba-dombanya bila serigala datang.
Marilah kita membuka diri untuk mengenal Sang Gembala Sejati dan mengikuti bimbinganNya menuju padang Hijau sejati dan tidak tersesat oleh ajakan-ajakan gembala palsu.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |