Yesus Koq Marah?

  16 Mar 2012, 21:23

Kata marah memberi kesan negatif, tidak menyenangkan. Bahkan banyak ayat kitab suci mengajarkan untuk tidak marah. Tetapi dalam bacaan injil pada hari Minggu Pra-paskah III tahun 2012 ini dikisahkan Yesus marah dan mengusir orang-orang yang memberikan servis penukaran uang dan menjual hewan kurban di Bait Allah.

Yesus Koq Marah?

Dalam situs katolisitas.org dijelaskan sebab kemarahan Yesus sebagai berikut: "Sehari-harinya, di halaman Bait Allah penuh hiruk pikuk para pedagang berjualan hewan-hewan untuk persembahan, dan para penukar uang mengadakan bisnis pertukaran uang, di mana semua uang asing harus ditukar dalam bentuk setengah shekel (=Tyrian) untuk membeli hewan persembahan tersebut (lembu, kambing domba, merpati). Orang-orang Yahudi yang beribadat datang dari segala penjuru, sehingga perlu menukarkan uang sebelum membeli hewan kurban.

Dalam proses penukaran ini sudah terjadi kecurangan, karena si penukar uang mengambil untung, belum lagi pengambilan untung dari penjualan hewan-hewan yang melibatkan pengelola Bait Allah. Melihat keadaan ini, Yesus marah. Bait Allah yang harusnya menjadi tempat pemyembahan Allah, kepada Allah, malah diisi dengan orang-orang yang sibuk mencari uang - yang bahkan mungkin tidak berpikir/ bermaksud untuk menyembah Allah."

Jadi kemarahan Yesus dipicu karena para pedagang memanfaatkan ibadat untuk keuntungan pribadi atau kelompok dengan semena-mena. Yesus marah karena para pedagang yang ber- "kong kali kong" dengan pengurus Bait Allah memeras umat yang akan beribadah. Yesus marah demi membela orang lain, demi membela keadilan, demi kebenaran.

Pelajaran yang dapat kita ambil di sini adalah bahwa kita harus berani mengambil tindakan untuk membela kebenaran, membela penindasan dan ketidak adilan.

Jangan bersikap masa bodoh atau tidak mau tahu.

Hasil test psikometri bagi mahasiswa kedokteran UI, sebagaimana diberitakan Harian Kompas tgl. 24/02/2012 dan di rujuk dalam editorial WM tgl 4/3/2012 bahwa empati dan rasa kemanusiaan mahasiswa sangat rendah menunjukkan bahwa bangsa kita belum sehat; atau malah sakit.

Ditengah retret agung Pra Paskah ini, marilah kita berbagi perhatian, berbagi rasa dan kebaikan untuk menggarami masyarakat.

Kita harus berani marah, tetapi demi membela kebenaran, keadilan atau orang yang tertindas.

Sering kita terbawa emosi dan marah membabi buta. Sehingga perbaikan yang diharapkan tidak terjadi malah memperkeruh suasana. Hendaknya kita ingat bahwa tidak seorangpun yang mau membuat kesalahan dengan sengaja. Bila itu terjadi pastilah pelakunya juga menyesal, perlu dipertimbangkan untuk memberinya kesempatan memperbaiki diri.

Aristoteles filsuf yang mashur itu berkata: "Marah itu gampang. Tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit."

(Robby Purnomo)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi