Orang Kusta Zaman Now
Antonius Joni | 11 Feb 2018, 01:20
Pada masyarakat Yahudi waktu itu, seorang yang berpenyakit kusta pasti mengalami penderitaan yang luar biasa. Selain disingkirkan secara fisik dari lingkungannya, penderita kusta juga mengalami tekanan psikis karena dianggap najis dan dipandang sebagai orang berdosa. Kitab Imamat menyebutkan pelbagai jenis penyakit kusta seperti: bintil, panau, barah, lecur, dan kudis. Penyakit ini sangat ditakuti oleh setiap manusia. Ia harus berpakaian cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Ia harus tinggal terasing: di luar perkemahan itulah tempat kediamannya (bdk Im 13:45-46). Orang yang bersentuhan dengan penderita kusta akan menjadi najis. Karena itu, mereka diusir dan dikucilkan dari masyarakat, karena takut tertular kenajisannya. Mereka menjadi orang buangan.
Dalam injil hari ini, Yesus menyembuhkan orang yang sakit kusta. Yesus bahkan menjamah orang sakit kusta, meskipun menurut masyarakat Yahudi, orang najis tidak boleh didekati apalagi disentuh. Tetapi Yesus justru menyentuhnya, sebab Ia ingin menyembuhkan yang sakit. Itulah Tuhan kita Yesus Kristus yang penuh belas kasih ketika melihat kesengsaraan manusia, sehingga Ia hadir dalam dunia ini, "menyentuh" setiap orang berdosa dan membebaskan kita semua dari belenggu dosa dan maut. Belas kasihan adalah kasih dan kepedulian yang dinyatakan dalam perbuatan. Ia menerima orang kusta itu bahkan mengulurkan tangan-Nya dan menjamahnya.
Bagaimana dengan orang kusta zaman sekarang ini? Meskipun sakit kusta sudah dapat diobati, namun berapa banyak orang yang diperlakukan sebagai "orang sakit kusta"? Mereka bukanlah orang kusta secara fisik tetapi mereka adalah orang yang dikucilkan, orang yang telah kehilangan hak-hak kehidupan sosial, maupun orang yang tidak pernah disapa. Apalah arti pelayanan jika tidak pernah menyentuh mereka yang hilang dan terbuang? Maka pada Tahun Persatuan 2018 ini, marilah kita meneladani Kristus yang mau menerima setiap orang yang datang kepada-Nya. Dan Kristus mengembalikan orang kusta itu ke dalam masyarakat biasa. Maka, kita juga diajak untuk hidup penuh kasih, saling menghargai perbedaan, dan mampu menyembuhkan "penyakit kusta" yang menjangkiti hidup kita sebagai masyarakat. (Antonius Joni)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |