Separuh Sembuh
27 Oct 2010, 22:21
Awal 2009 ada fenomena alam membuat geger masyarakat di Jawa Timur. Ada seorang anak, Ponari, tersambar petir dan ternyata masih hidup. Bahkan Ponari mendapatkan batu ajaib. Banyak orang mempercayai batu itu dapat menyembuhkan segala macam penyakit hanya dengan mencelupkan ke dalam air. Serta merta air berubah menjadi obat ajaib dan dapat diminum siapa saja. Berbondong-bondong orang datang ke desa itu bahkan ada yang mati karena berdesak-desakan ingin mendapat air bertuah itu. Mungkin karena sugesti musiman, orang langsung merasa sembuh ketika minum air hasil celupan batu ajaib.
Hati nuraniku yang suka kritis langsung memberikomentar, "Kayak lu sering tersugesti oleh orang banyak berbondong-bondong menghadiri acara orang sakti agar mendapat penyembuhan secara masal... he..he.."
Bacaan Luk 17: 11-17, menceritakan rangkaian perjalanan Yesus menuju Yerusalem sebagai tempat kematian-Nya demi keselamatan manusia. Waktu itu Yesus sudah sangat populer sebagai penyembuh. Mungkin masih banyak orang beranggapan bahwa Yesus hanyalah dukun sakti seperti dukun-dukun lain. Meskipun orang Galilea dan Samaria biasanya saling bermusuhan tetapi kali ini demi kepentingan bersama mereka bersatu menyambut Yesus yang lewat didesa itu. Kesepuluh penderita kusta berseru lantang dari kejauhan: "Yesus, Guru, kasihanilah kami." Lalu Ia memandang mereka, "Pergilah, perlihatkan dirimu kepada imam-imam." Mengingat kehebatan reputasi Yesus maka perintah-Nya langsung dijalankan tanpa banyak komentar. Mereka bergerak ke tempat para imam berada. Sungguh ajaib! Di tengah perjalanan ternyata mereka disembuhkan secara fisik alias penyakit kustanya lenyap. Dibebaskan dari penderitaan dunia! Begitu gembiranya atas kesembuhan ini sehingga sembilan orang dari gerombolan ini (90%) lupa berterima kasih kepada Yesus. Ehem... justru hanya satu orang asing (Samaria) yang sering dilecehkan sebagai kelompok penyimpang (bidaah) agama Yahudi segera putar haluan menemui Yesus untuk mengucap terima kasih sambil bersujud. Yesus bertanya, "Mana yang lain? Bukankah ada sepuluh orang disembuhkan kok cuma satu yang balik?" Lalu Ia berkata, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Sungguh ironis bahwa kesembilan orang Yahudi hanya menerima kesembuhan fisik. Baru separuh sembuh! Orang Samaria justru mendapat kesembuhan 100%, baik fisik maupun jiwanya.
Hal ini memberi peringatan kepadaku yang acap kali gede rumangsa (merasa sok hebat) sebagai orang terpilih, seperti orang Yahudi, sudah sepantasnya dapat hak istimewa. Aku sering melupakan rasa syukur atas segala anugerah-Nya. Bahkan merasa kurang dan diperlakukan tidak adil oleh Tuhan. Orang lain yang biasa-biasa saja kok lebih beruntung. Aku sering cemburu melihat mereka mempunyai bisnis lebih maju, mendapat promosi kenaikan jabatan lebih cepat, mendapat dukungan dari Romo Paroki atau anak-anak mereka lebih sukses. "Aku ini kurang apa melayani Engkau, Tuhan?" protes aku. "Iya deh lu emang melayani tapiii.. ada pamrihnya dan suka ngambek. Sepertinya lu memang senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang, " ejek sobatku dengan suara enteng saja.
Yesus, mampukan aku untuk selalu bersyukur atas semua anugerah-Mu seperti orang Samaria itu. Semoga.
(JA Gianto - Sie Katekese)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |