Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Sorga

 Albertus Rianto  |     9 Aug 2014, 09:31

TEMA: SELALU MUNGKIN BAGI TUHAN

TEKS: LUKAS 1: 39-56

Iman itu memang melampaui segala logika. Manusia bisa terbang tanpa alat? Jaman modern ini dimunculkan tokoh hebat Superman. Dengan kekuatan supernya, dia bisa terbang hanya dengan bermodalkan seragam uniknya. Tapi percayakah bahwa Superman itu ada? Bisa dipastikan orang akan bilang itu hanya cerita. Meskipun dihidupkan melalui media, berkembang dalam dunia maya, Superman tetap hanyalah tokoh khayalan yang mendunia. Nilai baik dari cerita itu bahwa kebaikan dan kebenaran tetap menjadi nilai unggul. Kejahatan ada disekitar kita, tapi selalu akan muncul tokoh baik yang berhasil membela kebenaran.

SP Maria diangkat ke Surga, adalah ajaran resmi Gereja. Apakah bisa disamakan dengan cerita Superman? Jelas saja tidak. Apa yang membedakannya? Ajaran tentang SP Maria diangkat ke surga merupakan buah dari keyakinan iman. Iman yang hidup dari anugerah Tuhan. Iman yang bukan muncul tiba-tiba, melainkan melalui proses sejarah yang panjang. Tokohnya jelas ada. Artinya pernah hidup. Dan bicara tentang SP Maria selalu berkaitan erat dengan Putera-Nya, Yesus Kristus Tuhan kita. Peran serta Bunda Maria dalam karya keselamatan menjadikan diri Bunda Maria mendapatkan anugerah yang istimewa. Peran Bunda Maria itu menandakan juga kualitas relasi dirinya dengan Tuhan. Bahwa Bunda Maria menjadi Pola Hidup beriman, karena Bunda Maria selalu menempatkan kehendak Tuhan yang utama. Dalam suka maupun duka, dalam kemudahan maupun kesulitan, Bunda Maria senantiasa setia kepada rencana Tuhan. Kedatangannya mengunjungi Elisabet yang mengandung pada masa tua (lebih tepat uzur), tetap membuat Bunda Maria memahami bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Pengakuan kehendak Tuhan dan menerima dengan segenap jiwa raganyalah yang membuat Bunda Maria memiliki keunggulan iman. Iman yang benar-benar hidup.

Bagi kita, apakah penting kita tahu bagaimana caranya SP Maria diangkat ke surga? Tidaklah penting. Bisa dibuat filmnya? Pasti bisa. Apakah berguna? Belum tentu. Sebab, bagi saya, esensi dari ajaran ini adalah membangun kesadaran iman bahwa Tuhan menghargai sungguh peran dan andil manusia dalam karya keselamatan. Tuhan membutuhkan partisipasi, keikutsertaan manusia. Tuhan membuka diri untuk bagi manusia untuk ikut bekerja mewartakan kabar gembira. Dan keikutsertaan itu memiliki ukuran kualitas berupa: kesadaran, kemauan, kerelaan, ketulusan, dan kegembiraan dalam menjalankannya. Jadi murni bukan hanya sekedar keterlibatan, melainkan keterlibatan yang bernilai luhur. Segenap ajaran yang dikumandangkan oleh Puteranya, dihidupi oleh Bunda Maria dengan segenap hati. Misalnya saja, Bunda Maria lebih menekankan relasi personal dengan Tuhan. Dia menyimpan di dalam hatinya dengan tidak banyak bicara tapi banyak bekerja. Dia tidak menghakimi sesama dengan menerima segala kemungkinan yang terjadi. Elisabet mengandung dia kunjungi. Dia melihat Puteranya dikhianati, tetap dengan kebesaran jiwa memangku jasat Putera di kayu salib. Dia tidak menghujat para penyiksa, malahan kasihan untuk keselamatan jiwa mereka. Dan juga, dia tidak menyombongkan diri dengan keistimewaan Puteranya, dengan tetap sederhana dan rendah hati dia hidup ditengah masyarakat. Inilah yang harus kita hidupi sebagai Putera-puteri Bunda Maria dalam memaknai Hari Raya SP Diangkat ke Surga ini. Bagi Tuhan segala sesuatunya mungkin terjadi. Maka mengutamakan kehendak Tuhan itulah kualitas iman. Per Mariam ad Iusum (melalui Maria sampai kepada Tuhan Yesus).

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi