Siapakah Sesama Kita?
Robby Purnomo | 9 Jul 2016, 10:20
Kadang saya merasa seperti ahli Taurat yang diceritakan dalam perikop Lukas 10:25-37. Pura-pura tidak tahu siapa sesama kita.
Dikisahkan dalam perikop ini si Ahli Taurat mengajukan: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jelas pertanyaan ini diajukan untuk menguji Yesus. Mustahil seorang Ahli Taurat tidak tahu jawaban atas pertanyaan yang sangat mendasar begitu.
Yesus tidak menjawab tetapi balik bertanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
Disini sang Ahli Taurat mungkin tersindir, karena dia belum "berbuat demikian", maka dia mencari pembenaran dengan bertanya: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati yang sudah sangat kita kenal. Dan tanpa terasa olehya, sang Ahli Taurat dibimbing oleh Yesus untuk mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri.
Membaca tulisan Lukas ini saya tersentuh, karena tidak jarang saya pura-pura tidak tahu dan mencari pembenaran untuk tidak menuruti perintah yang Allah, demi mempertahankan dan menikmati kemapanan yang ada pada kita.
Kadang kita menutup mata, tidak melihat sesama kita yang perlu pertolongan, mencari pembenaran diri dengan pura-pura terhalang oleh urusan yang lebih besar. Misalkan saat ada seseorang yang ingin curhat atau minta nasihat atau pertolongan lain, tetapi kita kurang berkenan, maka kita berdalih: "Sebetulnya saya mau menolong, tetapi saya sudah tidak ada waktu lagi, karena harus segera ikut misa, nanti terlambat". Masih mending, kadang tidak ada waktu karena harus shopping atau hal sepele lain, dan meninggalkan Yesus yang ada dalam sesama kita yang butuh pertolongan.
Tantangan dunia modern membuat kita sibuk sehingga sering tidak punya waktu untuk sesama. Sementara di sekitar kita banyak Yesus yang kesepian menantikan uluran tangan kita.
Marilah kita mau berhenti sejenak mendengarkan suara hati kita untuk dengan jernih memilih untuk melakukan hal yang perlu kita lakukan dan tidak memilih melakukan hal yang lebih nyaman bagi kita. Demi Yesus yang telah begitu baik mengorbankan diriNya untuk keselamatan kita.
Marilah dalam Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah ini, kita membuka mata hati kita lebih besar dan memberikan waktu serta perhatian untuk menyapa sesama dengan kasih sejati, sebagaimana Allah telah bermurah hati pada kita.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |