Luka Atas Cinta

  7 Mar 2013, 11:27

Di tengah keluarga, kerap terdengar ada ungkapan si Amin anak kesayangan papa, si Rani anak emasnya mama. Ungkapan semacam itu muncul di antara anak-anak. Mereka melihat orang tua memperlakukan anak secara berbeda. Walaupun orang tua mungkin tidak bermaksud demikian. Tindakan dan perilaku semacam itu jika tidak disadari akan berdampak besar pada anak. Anak butuh diberi perhatian dan pengertian tentang cara orang tua memperlakukan mereka. Hal ini penting agar tidak muncul rasa iri, marah bahkan benci terhadap saudaranya; terlebih terhadap orang tua.

Luka Atas Cinta

Injil hari ini sangat konkret dengan hidup kita. Si sulung maupun si bungsu punya kekeliruan dan kesalahan dalam hidupnya. Si sulung merasa sudah sangat berjasa terhadap keluarga dengan menjadi anak penurut, penuh hormat dan bakti serta kerja keras. Karena merasa berjasa, si sulung dengan mudahnya menyalahkan adiknya yang menuntut warisan dan menghabiskannya. Ia menyimpan amarah, iri, dendam terhadap ayah dan adiknya. Nampak jelas dari ungkapan yang diucapkannya. Ia merasa bahwa dirinya yang lebih berhak daripada adiknya.

Demikian pula si bungsu punya kekeliruan. Ia minta bagian hak waris, tapi tidak bisa mengelolanya. Lantas habis untuk kesenangannya. Penyesalan datang kemudian di saat ia tidak punya harta lagi untuk bertahan dalam hidup. Sadar akan sikap perilaku yang keliru, ia kembali pulang. Pulang ke rumah, pulang ke dalam suasana kehangatan cinta yang telah hilang. Ia ingin berdamai dengan orang-orang yang dicintainya.

Dua bersaudara yang berbeda karakter kepribadian. Beda perjuangan dan pengalaman hidup. Yang satu merasa selalu di jalan benar, dan bebas menilai adiknya. Sedang lainnya pernah merasakan arti kejatuhan, kegagalan, akhirnya menyesal dan berusaha bangun lagi. Dua karakter pribadi si sulung dan bungsu ada pada diri kita. Kita kerap merasa diri di jalan yang benar, lantas mudah menyalahkan karyawan, pimpinan, murid, orang tua, mertua atau anak-anak. Apakah memang kita selalu di jalan yang benar?

Kita juga pernah gagal dan jatuh karena kesalahan sendiri yang tidak mau waspada. Jika sekarang ini, kita sedang gagal mencintai keluarga, sahabat dan rekan kerja; maukah kita menyembuhkan luka atas cinta itu?

(Medy O.Carm)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi