Padang Gurun

  9 Dec 2012, 16:48

Orang mengenal padang gurun sebagai tempat yang panas, kering, dimana-mana hanya hamparan pasir tanpa tumbuhan. Dimalam hari, suhu udara bisa turun drastis membuat tubuh mudah sakit. Badai bisa terjadi tiba-tiba dan membuat kita kebingungan mengenal alam sekeliling karena gundukan pasir sudah berpindah tempat. Binatangpun berjuang keras untuk hidup. Alam yang kejam menempa manusia mementingkan diri sendiri, kelompok maupun sukunya. Kata orang Jakarta, "Loe..loe... gue..gue... Emangnya gue pikirin." Ketika aku parkir mobil paling depan, akupun cuek bebek meskipun mobil-mobil dibelakangku sudah siap jalan. Aku santai masih bisa belanja dan ngobrol bersama teman. Salah sendiri loe.. parkir mobil dibelakangku...he..he..

Padang Gurun

Keutamaan-keutamaan yang ada dalam manusia semakin cepat terkikis dengan kerasnya penghidupan. Tengok saja berita-berita terakhir bahwa para gembong pengedar obat bius yang sudah dijatuhi hukuman berat mendapat grasi sehingga 'cuma' dihukum 12 tahun tanpa melalui proses wajar. Sialnya sebelum benar-benar bebas mereka tertangkap lagi sebagai gembong pengendali peredaran obat bius. Masyarakatpun dibuat bingung... bagaimana ini bisa terjadi? Mafianya ada dimana?

Sobatku berteriak, "Nampaknya orang seperti loe itu mesti di 'padang gurunkan' agar melumerkan rasa egois berlebihan...sehingga loe bisa mewujudkan persaudaraan sejati dengan sesama." Yohanes mempersiapkan dirinya di padang gurun dengan keutamaan kesederhaanan, kerendahan hati dan berani mengatakan kebenaran sebelum tampil ke masyarakat. Yohanes menyampaikan kabar baik agar semua orang bertobat dan memberikan diri mereka dibaptis sehingga Allah akan mengampuni dosanya.

Pertobatan yang dimaksud bukan sekedar pengakuan dosa saja melainkan sebagai suatu perubahan radikal (metanoia), berbalik arah. Semula berjalan menuju kegelapan sekarang menuju Terang. Bertobat ini upaya menanggalkan pikiran-pikiran gelap yang memenjarakan batin dan membiarkan diri dibawa oleh kekuatan ilahi. Perubahan dari sikap murung, terganjal menjadi lega, bebas, berserah kepada Tuhan. Hal ini bisa terjadi dengan usaha keras, asketis, mati raga. Dalam model Yohanes Pembaptis adalah pergi ke padang gurun untuk menempa diri melawan kehausan / kemelekatan akan hiburan, kekuasaan, pekerjaan, kenikmatan dll.

Sudah siapkah aku pergi ke padang gurun untuk menyiapkan diri menyambut kedatangan Yesus di hatiku? Semoga.

(JA Gianto / Katekese)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi