Nabi Ditolak Di Tempat Asalnya

  14 Jul 2012, 09:11

Ditolak, siapa sih yang mau? Salah satu ketakutan manusia apabila dia mengalami penolakan. Sebab penolakan merupakan tanda ketidaksukaan, ancaman. Penolakan menjadikan seseorang merasa terkucil, terisolir, dan tidak nyaman. Oleh sebab itu pula, terutama dikalangan anak muda, upaya untuk bisa diterima dalam komunitasnya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perasaannya. Tak jarang demi solidaritas (penerimaan), tindakan yang keji dan brutal pun dijalankan. Tentu saja sikap yang keliru namun realitas itulah yang terjadi.

Nabi Ditolak Di Tempat Asalnya

Dalam tugas perutusan-Nya Yesus pun mengalami penolakkan. Dia ternyata mengalami tidak disukai. Menarik untuk menelusurinya. Yesus tidak disukai karena salah apa sih? Jawaban kita sudah jelas bahwa Dia membawa suatu pembaharuan. Bagi kalangan politik, Dia dianggap mengancam kedudukan para pejabat. Dari kalangan agamawan, Dia membawa pengajaran yang dianggap bertentangan dengan keyakinan mereka. Merusak kenyamanan dan kemapanan yang ada. Dan dari kalangan sanak saudara serta handai taulan, munculnya rasa iri hati menjadikan Yesus dimusuhi. Jadi terjawablah sudah bahwa orang yang dimusuhi tidak selalu orang yang bersalah. Bahkan sebaliknya, kebenaranlah yang membuat seseorang dibenci. Kebaikanlah yang membuat diri orang itu dimusuhi. Aneh.

Renungan kita memberikan perspektif positif bagi para Pengurus Dewan, Pemuka Jemaat, dan Aktivis Gereja untuk selalu teguh berdiri. Semangat untuk melayani tetap terjadi meskipun penolakan dialami. Demikian juga apabila ada yang terus mencemooh, meremehkan, menyindir, bahkan menjadikannya sebagai bahan perbincangan, tetaplah jangan menyerah asalkan kebenaran dan kebaikan yang diperjuangkan. Sebaliknya, bagi jemaat yang lebih gampang ondo (omong dong), komentar tanpa dasar, dan meremehkan semestinya bermenung sejenak jangan-jangan terjadi dusta diantara kita. Maksudnya bahwa apa yang dikatakan tidak sesuai dengan fakta. Terjadi fitnah jika demikian. Kita harus selalu ingat bahwa hidup kita singkat dan sesaat. Oleh karena itu hidup harus sungguh bermanfaat. Tugas menjadi Nabi, pewarta kebenaran sejati merupakan keharusan sebagai wujud iman kita. Ditolak? Siapa takut. Tetap menjalankan dengan penuh senyuman.

Tuhan memberkati.

(albertus rianto)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi