Learn, Unlearn, Relearn
JA Gianto | 8 Mar 2015, 05:41
Manusia belajar lebih cepat dengan mencontoh atau meneladani orang lain. Apalagi bila tokoh itu menjadi pahlawan bagi dirinya. Ketika ada orang yang berhasil menggagalkan dirinya menjadi tersangka koruptor maka orang lain pun 'rame-rame' mengikuti pola itu untuk melepaskan diri sebagai tersangka. Masyarakat hanya bisa mengelus dada melihat perilaku elite politik bermain dengan hukum yang bisa dibengkokan sesuai dengan kepentingan mereka. Kata Lord Acton "Absolut power tends to corrupt absolutely" sedang dipertontonkan secara mencolok.
Pada masa Yesus hal ini pun terjadi dengan mencolok dalam masyarakat Yahudi. Para Imam Agung bersekongkol dengan pedagang (binatang korban dan valas) untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan cara keji kepada umat yang dengan tulus mau memberikan korban terbaik kepada Allah. Bila korban dibawa dari rumah, Imam yang punya kekuasaan mutlak akan menilai apakah korban layak atau tidak. Dia dengan mudahnya akan mengatakan bahwa korban tidak layak karena mempunyai cacad. Kebiasaan ini sudah menjadi rahasia umum sehingga umat terpaksa membeli korban dari para pedagang di halaman luar Bait Allah. Pemerasan mulai terjadi saat umat harus menukar uang Romawi bergambar kaisar dengan uang khusus Yahudi yang hanya berlaku ditempat ibadah. Tentu nilai tukarnya mereka tentukan seenaknya sendiri karena umat tidak berdaya. Barulah setelah mempunyai uang khusus mereka bisa membeli korban dengan harga yang berlipat-lipat dibandingkan dengan harga pasar.
Melihat praktik miring ini, Yesus memainkan peran seperti nabi-nabi PL (Yeh 24:15; Hos:1-3) untuk memarahi para pedagang dengan memecuti dan menjungkirbalikkan meja-meja yang dipakai berdagang. Tujuan Yesus adalah mengingatkan secara visual kepada orang Yahudi agar perilaku curang yang sudah menjadi kebiasaan (learn) haruslah dibongkar (unlearn) dan mereka harus belajar kembali (relearn) sesuatu yang benar dari Yesus. "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikan kembali."
Tubuhku adalah Bait Allahku. Dan aku juga mempunyai banyak kebiasaan buruk (learn) yang menyimpang dari ajaran Yesus, dan ini harus dibongkar (unlearn) agar aku mampu belajar lagi (relearn) dari Yesus dengan melakukan pertobatan. Dalam masa pra-paskah ini beranikah aku melakukan pertobatan melalui puasa dan pantang mengikuti Yesus? Semoga.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |