Aku Diutus
2 Feb 2012, 16:32
Pekan lalu penulis menghadiri misa syukur rekan di rumah sesama ketua lingkungan dalam satu wilayah di Gereja Matheus, Bintaro. Elias Ginting yang mendapat tugas Negara menjadi duta besar Indonesia untuk Finlandia dan Estonia. Yang menarik dari pribadi ini adalah meski sibuk luar biasa sebagai diplomat karir masih sempat meluangkan waktu menjadi ketua lingkungan (Fransiscus Assisi). Bukan itu saja setiap tugas gereja ia selalu hadir, bahkan ikut memperkuat koor wilayah. Pribadi yang cekatan, ringan tangan, ramah, rendah hati. Disenangi banyak orang karena gaul tak ada kesan menempatkan diri lebih tinggi. Bahkan jadi "tukang parkir" gereja pun dia lakoni, pada saat wilayah penulis mendapat penugasan gereja. Sebuah modal kuat untuk menjadi diplomat yang menemui kriteria cerdas, ulet, supel, dan smart cekatan.
Dalam kesan perpisahannya ia menyatakan, ia merasa masih belum pantas menjadi Dubes. Ia bertanya, pasti Tuhan sudah membuat rencana baginya. Ia tahu apa tugas sebagai wakil Negara nanti. Namun sebagai umat Kristus, "aku ini di utus", katanya. Paling tidak aku ini juga membawa misi Gereja Katolik, misi Tuhan Yesus sendiri. Sebagai abdi Negara ia sudah diberi bekal cukup. Sebagai umat Kristus nota bene juga idem. Namun pekerjaan utamanya nanti yang akan menentukan, dan ia percaya iman Kristianinya pasti akan ikut menuntunnya. Dikuatkan oleh Pastor Gerris SX yang mempersembahkan misa, bahwa pekerjaan profesionalnya-lah nanti yang akan menumbuhkan dan memperkaya imannya.
Kita ingat, setiap selesai misa pastor selalu mengatakan "pergilah kita di utus". Dan siapa saja, kita, umat Katolik pasti masing-masing mengalami misi utusan ini dalam bentuk masing-masing pula. Tugas membawa Injil, jangan diartikan hitam putih bak Kristenisasi. Ada kata-kata bijak "Tidak mungkin kita belajar kesucian, cinta kasih, hanya dari Kitab Suci saja". Kita bisa mempraktekkannya justru kalau kita berhadapan dengan orang-orang sulit yang hadir dalam kehidupan kita. Kita patut berterima kasih kepada orang-orang itu" (Filosof Gobin Vashdev).. Menjadi ketua lingkungan misalnya, pasti banyak menghadapi orang-orang sulit, bukan?
Dalam lingkup pergaulan internasional, PBB mencanangkan tahun 2012 ini sebagai Tahun Kerja Sama, yang dilukiskan Sekjen PBB Bang Ki-Moon sebagai peringatan kepada masyarakat internasional bahwa kerja sama mengembangkan selain kelangsungan kehidupan perekonomian, juga tanggungjawab sosial. Dimana dalam intereaksi ini, umat Katolik juga harus terlibat. Juga di lingkup kehidupan paroki, kerja sama ini harus terus dihidupkan. Apalagi katanya, lingkungan sekarang ini menjadi ujung tombak Gereja. Selamat bekerja sama!
(Ign. Sunito)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |