Pergilah ke Mana Allah Membawamu

 Helena D. Justicia  |     2 Jul 2016, 13:39

Pada awalnya adalah kesalahan mendaftar. Anak muda lulusan SMA itu ingin menjadi guru musik, maka ia ikut tes di sebuah perguruan tinggi negeri. Ketika hasil tes diumumkan, ia diterima, dan baru menyadari bahwa ia tercatat sebagai mahasiswa jurusan pendidikan musik untuk anak-anak difabel.

Pergilah ke Mana Allah Membawamu

Sungguh suatu peristiwa yang mengejutkan. Anak muda itu bingung. Sudah terlambat untuk mendaftar ke perguruan tinggi lain, sedangkan ia juga tak ingin menjadi guru musik untuk anakanak difabel. Mendaftar ke perguruan tinggi swasta, ia tak punya cukup uang. Berhari-hari ia stres dan mengurung diri di kamar. Setelah hampir satu pekan, ia pun beranjak ke kampus dan mendaftar ulang. "Mungkin memang Tuhan ingin saya ada di sini," jawabnya dengan suara pelan saat teman-teman menanyakan keputusannya.

Beberapa waktu berselang, anak muda itu tak lagi murung. Lambat laun ia justru tampak kian gembira dengan pilihannya. Bertahun kemudian, ia bekerja di sekolah untuk anak-anak difabel; tak hanya gembira namun juga bangga. Di wall Facebook-nya, sering terpampang aktivitasnya bersama anak-anak didiknya.

Sesungguhnya Aku mengutusmu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala, sabda Yesus kepada kita (lih. Luk 10:3). Barangkali situasi hidup kita tak sesulit para martir, yang mengalami penganiayaan sampai mati. Seringkali yang tampak adalah ketidakpedulian, pengabaian, atau orang-orang yang ditinggalkan. Hidup dan kemanusiaan pun tampak makin jauh dari martabatnya semula sebagai ciptaan Allah yang mulia. Karena itulah Ibu Teresa dari Kalkuta berkata, "Lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan tidak peduli."

Perutusan dari Allah mungkin juga sering tak kita mengerti. Sama seperti anak muda di awal kisah yang mengawali perutusannya dengan suatu 'kesalahan'. Akan tetapi, benarkah itu suatu kesalahan? Bukankah bisa juga, hal itu sekadar suatu rencana Allah yang seringkali tak dipahami manusia?

Bunda Maria pun menyimpan banyak perkara di dalam hatinya, dan dengan penuh taat dan setia, tetap menjalani panggilan hidupnya. Kita pun dapat memilih untuk bersikap sama. Pergilah ke mana Allah akan membawamu. Dia yang memulai hal yang baik, Dia juga yang akan mendampingi dan menyelesaikannya. Jika kebahagiaan kita peroleh dari hal itu, bergembiralah bukan karena dunia ini takluk kepadamu, tapi karena namamu tercatat di surga. Itulah asal dan tujuan hidup kita.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi