Manusia Pengharapan

 Lamtarida Simbolon O.Carm  |     31 Jan 2014, 23:23

"Orang boleh kehilangan segalanya, kecuali harapan." Demikian kata pepatah Jerman. Mengapa? Mungkin karena harapan adalah hal terindah yang bisa dimiliki setiap orang. Mungkin juga karena harapan itu tidak pernah bisa dibunuh. Dua tokoh dalam Kitab Suci kita hari ini, Simeon dan Hana, adalah orang-orang yang tidak pernah kehilangan harapan.

Simeon dikatakan sebagai orang benar dan saleh, yang menantikan penghiburan bagi Israel. "Menantikan penghiburan bagi Israel" bisa diartikan sebagai menantikan penyelamatan. Sejak zaman nabi Yesaya, orang Israel telah menanti-nanti penyelamatan itu. Berabad-abad lamanya, mereka mendekap erat-erat harapan itu di dalam hatinya. Dan betapa sukacitanya hati nabi Simeon, ketika sekarang ia melihat penyelamatan itu datang dalam diri bayi Yesus. Allah telah menepati janji-Nya. Simeon memuji Tuhan, "Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi (meninggal) dalam damai sejahtera, sebab mataku telah melihat keselamatan yang datang dari-Mu."

Demikian juga dengan Hana, seorang nabiah. Ibu yang saleh ini sudah berumur 84 tahun. Dikatakan bahwa dia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dia juga salah seorang yang "menantikan kelepasan untuk Yerusalem". Ungkapan ini berarti menantikan penebusan atau penyelamatan bagi Yerusalem. Sekarang, ia telah melihatnya dalam diri bayi Yesus. Betapa sukacitanya hati ibu ini, karena Tuhan telah memenuhi harapannya.

Simeon dan Hana adalah manusia-manusia pengharpan pada zamannya, zaman di saat orang-orang Israel mengalami kegelapan karena penjajahan Romawi dan penjajahan pemimpin-pemimpinnya sendiri, dan zaman di mana mereka telah berabad-abad menanti Mesias. Memang, di saat-saat krisis seperti itu, dunia membutuhkan manusia-manusia yang memiliki pengharapan teguh. Penindasan dan penjajahan bisa menghancurkan segala yang kita miliki (orang dan barang), tetapi tidak pernah bisa menghancurkan harapan, karena harapan itu jauh tersembunyi di dalam hati.

Di zaman kita ini, siapakah manusia-manusia pengharapan itu? Setiap zaman pasti memiliki manusia pengharpannya. Kita memiliki Nelson Mandela, Bunda Teresa, Martin Luther King, dan masih banyak yang lain lagi. Mereka adalah manusia-manusia yang menebarkan pengharapan di tengah krisis dan keputusasaan. Mereka tidak pernah kehilangan harapan. Bukan hanya nun jauh di sana, tetapi di sini, di negara Indonesia tercinta ini, ada banyak manusia-manusia pengharapan. Beberapa dari mereka akan kita kenal kalau kita sering menonton Kick Andy.

Sangat baik kalau kita melihat manusia-manusia pengharapan itu supaya kita bisa belajar dari mereka. Kita juga terus-menerus dipanggil Yesus untuk memiliki pengharapan. Sebab Dialah satu-satunya harapan dalam hidup kita. Selain dipanggil untuk berharap, kita juga terus-menerus diutus untuk menjadi manusia-manusia pengharapan. Menebarkan harapan di tengah banjir Jakarta dan bencana-bencana alam lainnya, menjadi tugas perutusan kita saat ini. Menebarkan harapan di tengah kota Jakarta yang sangat tinggi tingkat stress dan kompleksitas persoalannya, menjadi tugas perutusan konkret kita sebagai orang Kristiani yang tinggal di Jakarta ini.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi