Mengharapkan Tahun Baru "Keindahan"
31 Dec 2010, 08:53
Berbagai media baik cetak maupun elektronik menjelang akhir tahun pasti membuat laporan tentang kondisi Tanah Air sepanjang tahun 2010 di berbagai bidang: sosial, ekonomi, politik, budaya. Kemudian menyongsong tahun berikutnya, media pastilah mewartakan segala harapan yang tercurah. Semuanya tentu bermuara pada harapan akan keadaan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Tahun 2010 adalah tahun bencana, sepertinya bencana ini tak kunjung henti terutama semasa kita mempunyai kepala Negara SBY yang memasuki tahun ke-7 pemerintahannya. Kita berharap tahun 2011 semoga menjadi tahunkeindahan dalam arti luas. Keindahan adalah rangkuman dari segala harapan yang baik-baik. Di sana ada pencerahan, ketulusan, pengorbanan, perjuangan, bela rasa, toleransi, kesejahteraan, keadilan, dan sebagainya. Keindahan adalah bahasa Tuhan.
Pada pokoknya kalau semua itu dijalani maka semua itu muaranya keindahan. Sepertinya kita sekarang ini sulit untuk menemui keindahan. Dari lingkungan mulai dari rumah kita, meski kita berusaha menata rumah sendiri supaya indah, tetapi lingkungan sekitarnya kok, semakin kumuh. Pemandangan sepanjang jalan seperti dari rumah menuju Gereja MBK, membuat napas sesak. Menara salib di puncak gereja dulu bisa terlihat dari jauh, kini sudah terhalang bangunan hutan beton. Lalu lintas pamer paha padat merayap tanpa harapan, berjuang meter demi meter mencari ruang untuk beringsut, dari pagi-siang-malam. Bagi yang sibuk mencari nafkah, berangkat pagi pulang malam tetap saja seperti dulu di zaman Orba, penataran Pancasila P4 oleh BP7 yang dipelesetkan Bapak Pergi Pulang Pol Polan Penghasilan Pas Pasan.
Hampir tak ada waktu untuk menikmati keindahan. Ini memang iklim Metropolitan. Seperti pameo Simanjutak, ketua lingkungan Zakeus sewaktu Raker MBK 2010. Ketua-ketua lingkungan MBK kok, semakin menua seperti dirinya yang sudah berumur 70 tahun. Kapan menikmati keindahahannya, Pak? seloroh yang lain.
Kehidupan menggereja kita juga tidak terlepas pasang surutnya negara kita yang tercinta, RI. Menengok ke belakang ke tahun yang baru saja kita lewati, membuat kita terkadang miris. Miris akan ancaman terbesar abad ke-21 seperti disebutkan oleh seorang Futurolog, Francis Fukuyama, dalam rupa Negara gagal. Tanda-tandanya kemiskinan, pengangguran, konflik horizontal, merebaknya aksi teror. Kekerasan semakin sporadis dengan tingkat semakin massif dari tingkat fisik sampai dengan simbolis. Bercampurnya agama yang sebenarnya sebagai karya keselamatan, menjadi ideologi agama. Ini menjadi cermin pengembangan sisi kekerdilan manusia, cara berpikir dan bertindak dengan ukuran pembenaran diri sendiri sekaligus membenarkan doktrin sempit agama. Dimbangi pimpinan Negara yang peragu dan sibuk terus dengan citra, bisa mempercepat teori Francis Fukuyama.
Keindahan sebagai bahasa Tuhan memang harus diperjuangkan. Keindahan bisa datang dari segala penjuru, seperti dari ajaran agama, kearifan lokal, filsafat, budaya maupun ilmu pengetahuan. Betapa malangnya manusia yang jarang melihat keindahan. Melihat atau membayangkan sosok Tuhan pun, seperti Tuhan Yang Maha Pemarah, Tuhan Yang Maha Tersinggung. Maka Tuhan harus dijaga jangan sampai marah dan tersinggung. Caranya? Kita saksikan sendiri polah tingkah mereka.
Tahun 2011 Tahun Menebar Harapan untuk memperoleh keindahan. Selamat Tahun Baru 2011.
(IG. Sunito)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |