Sengsara Tuhan
31 Mar 2012, 04:32
Ketidakberdayaan kita dalam merasakan suasana berbangsa dan bernegara saat ini, ketika setiap hari kita dijejali dengan perilaku korupsi para pejabat negara hampir diseluruh sudut yang namanya Indonesia. Kemudian pertikaian, kekerasan antar kelompok, warga dengan alat negara yang menimbulkan korban jiwa. Malah merembet lagi penyakit lama menganiaya tempat ibadah seperti yang terjadi pekan lalu terhadap Gereja Kristen di Indramayu. Dan peristiwa lainnya yang semua bernuansa negatif, terutama menjelang kenaikan harga BBM. Menjadikan kita, begitu pedih menjadi penyandang predikat warga Negara Indonesia.
Kualitas sebagai bangsa sudah begitu merosot. Perilaku korup sudah menjadi suatu peradaban baru yang secara nyata kini kita rasakan. Bukan saja sudah menggerogoti perilaku baik, tetapi sudah merusak akar-akar budaya. Bak Indonesia ini sebuah pohon yang dimakan rayap sampai akar-akarnya. Lambat atau cepat pasti tumbang? Tak heran bahwa sifat dasar manusia itu selalu mencari kesenangan dalam arti luas, kalau bisa yang namanya penderitaan ini dihindari. Korupsi jalan pintas mereguk kesenangan. Dan sekeliling kita koruptor menari-nari, dan celakanya pula bisa menjalar seperti virus menyerang secara endemik dan sistemis. Tak heran sampai seorang RW (di tempat tinggal penulis) begitu tega menilep iuran warga yang setiap bulan dipungut, antara lain untuk membayar Satpam serta keindahan lingkungan.
Dalam suasana seperti inilah, kita, umat Katolik menyongsong perayaan Paskah. Disana buku Tanda-Tanda Zaman "Yesus To Day, aS pirituality of Radical Freedom" Albert Nolan, Kanisius2006. Menggambarkan Globalisasi dari bawah yang waktu itu timbul akibat amburadulnya imperium, sebagai kekuatan damai, bela rasa dan keadilan sangat meresahkan penguasa imperium. Penguasa ketakutan bisa kehilangan kekuasaan. Yesus muncul dan penulisan tentang sengsara Tuhan dari Nolan itu terwujud dalam film The Passion of The Christ dan The Last Temptation of Christ. Tampil dalam sosok spiritualitas kebebasan radikal. Umat Katolik benar-benar mengimani ini sebagai inspirasi laku hidup yang penuh cobaan, penderitaan dan ketidakadilan.
Sebentar lagi kita akan merayakan Tri Hari Suci. Kesempatan umat Kristiani mengambil sikap spiritualitas radikal yang ditunjukkan oleh Yesus yang Terurapi (Yesus Kristus). Dia, sosok gerakan dari bawah yang menolak dua figur imporium dan agama. Sehingga hanya kematianlah sebagai satu-satunya jalan. Sebuah inspirasi ini jangan diterjemahkan secara hitam putih. Demikian juga ketika meneladani Kasih Tuhan. Filosof W. Ardono merefleksikan "diam absolutnya" Tuhan. Kebesaran Tuhan tidak semata pada Maha Kuasanya, Kebesarannya, tapi juga kongkret kehadiran-Nya dalam pengalaman hidup sehari-hari, dalam duka dan kecemasan akan kesusahan dan kemalangan manusia. Ia solider. Solidaritas Tuhan kepada manusia be-nar-benar kasat mata, yaitu SALIB.
Misteri Paskah adalah misteri Tuhan yang miskin dan rapuh, mati, The Powerless God, tubuh lemah lunglai penuh darah kesakitan tak terhindar. Dalam Teologi Kristiani inilah penebusan dosa-dosa manusia. Penebusan meminta manusia meninggalkan cara hidup lama yang sesat. Sanggupkah kita?
(Ign. Sunito)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |