Sejak Kapan Orang Katolik Berdoa Salam Maria?
Yeremias Jena | 12 May 2017, 22:41
Dalam Injil Lukas, kita temukan dua ayat utama yang menjadi landasan bagi doa "Salam Maria. Bagian pertama dari doa Salam Maria ("Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu....) diambil dari peristiwa Maria diberi kabar oleh malaikat Gabriel. Ketika menemui Maria, malaikat Tuhan itu memberi salam ini kepada Maria, "Salam hai engkau yang dikarunia, Tuhan menyertaimu" (Luk 1:28).
Bagian lainnya dari doa Salam Maria kita baca dari sapaan Elizabeth ketika Bunda Maria mengunjunginya. Elizabeth menyapa Bunda Maria, katanya, "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu" (Luk 1:42).
Meskipun kedua ungkapan doa ini berasal dari Kitab Suci, baru sekitar abad ke-11 orang Kristen merangkaikannya menjadi satu kesatuan doa kepada Bunda Maria. Sebagaimana ditegaskan oleh Ensiklopedia Katolik, bahkan kita sulit menemukan jejak bahwa doa ini telah menjadi praktik devosi sebelum tahun 1050. Bukti dan catatan yang dimiliki gereja sekarang memperlihatkan bahwa praktik doa dan devosi kepada Bunda Maria dengan mendaraskan doa ini dipraktikkan oleh para rahib dalam doa harian mereka. Salah satu dari dua manuskrip Anglo-Saxon yang masih tersimpan di British Museum yang berasal dari tahun 1030 menjelaskan penggunaan kata-kata dalam doa Salam Maria dan seterusnya, dan kata-kata terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah rahimmu. Manuskrip ini juga menunjukkan bahwa doa ini diulangi di hampir seluruh bagian dari doa-doa harian yang didaraskan para rahib. Kalaupun tetap tidak bisa dibuktikan kapan kedua ayat Kitab Suci ini digabungkan menjadi satu kesatuan doa kepada Bunda Maria, tetap bisa disimpulkan bahwa kedua ayat ini digabungkan menjadi doa setelah tahun 1030 dan sebelum tahun 1050.
Sementara itu, penambahan kecil kata "Maria" dalam bagian pertama doa Salam Maria (Salam Maria penuh rahmat....) baru dilakukan pada pertengahan abad ke-13 dalam praktik doa dan devosi di Eropa Barat. Dan ini dapat kita baca dari komentar Santo Thomas Aquinas (Saint Thomas Aquinas on the Hail Mary). Menurut Santo Thomas, kata "Maria" disisipkan untuk menegaskan siapa yang penuh rahmat dan yang berbahagia atau terpuji di antara para wanita.
Kedua ayat yang diambil dari Injil Lukas dan menjadi bagian pertama doa Salam Maria ini berasal dari tradisi Koine Yunani. Penggunaan kata "Salam" (chaire) secara literer berarti "berbahagialah" atau "terpujilah", dan merupakan salam atau sapaan yang lazim digunakan dalam kebudayaan Yunani hingga kini.
Awalnya dia ini dikenal dengan nama "Hormat kepada Perawan Terberkati", dan hanya terdiri dari dua ayat dari Injil Lukas tersebut yang digabungkan menjadi satu kesatuan. Baru beberapa saat kemudian, bagian kedua dari doa kepada Bunda Maria (Santa Maria Bunda Allah....) ditambahkan.
Doa resmi "Salam Maria" (Ave Maria) belum ditetapkan menjadi sebuah rumusan yang baku sampai diterbitkannya Katekismus Konsili Trente (1566). Doa ini kemudian diikutkan menjadi doa resmi dalam Brevis Roma pada tahun 1568. Dalam Katekismus Trente, doa Salam Maria ini ikut diserbutkan, dan masih dirujuk dengan nama "Salam Malaikat" (Angelical Salutation).
Dalam Salam Malaikat ini, ketika kita mendoakan "Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita," kita sebetulnya memposisikan Allah sebagai yang paling tinggi dan pantas dipuji dan dimuliakan dan hanya kepada-Nyalah seluruh syukur dan terima kasih dikembalikan. Alasannya adalah karena Allah telah mengakumulasikan seluruh anugerah surgawi-Nya dalam diri Perawan yag tersuci. Dan kepada Perawan terberkati sendiri, karena kesetiaan pribadinya, kita mempersembahkan kepadanya rasa hormat yang mendalam.
Bagian kedua dari doa Salam Maria telah ditambahkan secara sangat bijak oleh Gereja sebagai doa dan permohonan kepada Perawan terberkati dan Bunda Allah. Bagian kedua ini muncul pertama kali dalam karya Girolamo Savonarola berjudul Esposizione Sopra L'Ave Maria tahun 1495. Adalah Santo Petrus Kanisius yang menegaskan dan membakukan kalimat "Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami orang berdoa" di tahun 1555 dalam Katekismus yang dia susun dan kemudian ditegaskan dalam Konsili Trente tahun 1566 itu. Dalam doa ini (bagian kedua), dalam kerendahan hati dan kesalehan, kita hendak berlari ke dalam perlindungannya. Hanya dengan demikian kita dapat memohon pertolongan dan perantaraannya, agar Bunda Maria berkenan memulihkan persahabatan kita selaku orang berdosa dengan Allah. Dan semoga Bunda Maria dapat memperoleh rahmat dan berkat dari Allah kepada kita, dan dengan demikian kita dapat hidup dalam dunia sekarang dan yang akan datang. Sebagai anak-anak
Hawa yang tercerai-berai dalam lembah duka, kita datang memohon pertolongan kepada Bunda Maria, pelindung semua orang taat, agar dapat mendoakan kita. Kepadanya kita tak henti-hentinya mengangkat doa dan permohonan. Doa Salam Maria sekarang telah menjadi salah satu devosi orang Katolik. Secara mendalam doa ini mengekspresikan cinta kita kepada Perawan Maria Terberkati. Dengan melantunkan ayat-ayat Kitab Suci, kita ingin menegaskan bahwa hanya kepadanya kita berseru dan memohon seraya mengharapkan bantuan dan perantaraannya di waktu sedang membutuhkan. Inilah doa yang sangat indah yang telah berumur ratusan tahun dan yang masih kita praktikkan sampai sekarang.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |