Hari Sabat: Sabtu atau Minggu?

 Yeremias Jena  |     11 Mar 2017, 11:33

Beberapa Gereja Protestan dari denominasi Adven Hari Ketujuh, Baptis Hari Ketujuh, dan beberapa Gereja Protestan lainnya menuduh Gereja Katolik mengubah hari Tuhan -hari untuk berhenti beraktivitas supaya hanya memuji dan memuliakan Allah- dari hari Sabtu ke hari Minggu. Menurut mereka, para pengikut Kristus seharusnya menguduskan hari Sabat, dan itu adalah hari Sabtu.

Tuduhan atau klaim semacam ini sebetulnya diasalkan pada sebuah buku karya Ellen G. White, pendiri Gereja Protestan denominasi Adven Hari Ketujuh. Buku yang diberi judul The Great Controversy (terbit tahun 1858) itu mengklaim bahwa Gereja Katolik telah mengubah hari Sabat dari hari Sabtu ke hari Minggu sejak masa pemerintahan Kaisar Konstantinus (abad ke-4 M), karena ingin menyesuaikannya dengan perayaan keagamaan orang Romawi kafir, yakni Hari Matahari (the day of the Sun), dan itu adalah hari Minggu (Sunday).

Bagaimana seharusnya menyikapi hal ini? Betul bahwa Perjanjian Lama menyebut 'hari ketujuh', tetapi apakah hari ketujuh itu adalah hari Sabtu atau hari Minggu tidak dikatakan secara jelas. Hari ketujuh dianggap sebagai hari Sabtu itu murni tradisi Yahudi. Sebagai orang Katolik, kita seharusnya tidak ikut-ikutan memahami hari Sabat sebagai hari Sabtu. Pemahaman kita seharusnya dikonteksnya dalam terang Perjanjian Baru dan ajaran Yesus Kristus itu sendiri. Jika tidak demikian, bagaimana kita bisa memahami reaksi Yesus terhadap orang Farisi yang menuduh murid-murid-Nya melanggar hari Sabat (Mat. 12:1-8; Luk. 13:10-16), ketika Dia menegaskan bahwa 'Anak Manusia memang lebih besar dari hari Sabat?' Juga bahwa 'Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat' bahwa 'Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.' Demikianlah, sejak Perjanjian Baru, orang Kristen tidak lagi mengikatkan diri pada hari Sabat dan tuntutannya, melainkan kepada Hari Tuhan, yakni Hari Minggu (Kis 2:7; 1Kor 16:2; Kol 2:16-17, Why 1:10. Lihat juga KGK 2173).

Benar bahwa Gereja Katolik, berdasarkan otoritas Yesus Kristus, mengubah tradisi hari Sabat Yahudi dari hari Sabtu ke Hari Tuhan (hari Minggu). Memang ada tradisi yang mengasalkan perubahan ini pada masa kekuasaan Konstantinus di abad ke-4 masehi. Tetapi sebenarnya jauh sebelum itu, karena diasalkan pada cara pandang dan sikap Yesus sendiri terhadap hari Sabat.

Sejak Perjanjian Baru, hari Sabat atau Hari Tuhan itu adalah hari Minggu atau hari kedelapan atau hari pertama dalam pekan. Bagi orang Katolik, dua hal penting terjadi pada hari Minggu. Pertama, kebangkitan Tuhan Yesus terjadi pada hari Minggu Paskah, yakni hari pertama dalam minggu (lih. Yoh. 20:1 dst). Kedua, Roh Kudus turun atas Gereja dan para murid pada hari Minggu Pentakosta (lih. Kis 2:1 dst). Juga setelah kebangkitan, Yesus dua kali menampakkan diri-Nya kepada para murid di hari Minggu (Yoh. 20:19, 26). Inilah sebabnya mengapa orang Katolik memaknakan hari Minggu sebagai Hari Tuhan (Lord's Day).

Demikianlah, harus dikatakan bahwa Gereja Katolik -berdasarkan otoritas Yesus Kristus sendiri- memaknakan hari Sabat sebagai Hari Tuhan, dan itu adalah hari Minggu. Katekismus Gereja Katolik menjelaskan ini dalam dua perspektif (lih. KGK 2174-2175). Pertama, hari Minggu sebagai hari kebangkitan dan hari ciptaan baru. Kebangkitan Yesus Kristus pada hari pertama dalam minggu (Hari Minggu) mengingatkan kita akan 'penciptaan pertama'. Dan sebagai 'hari kedelapan' sesudah Sabat menunjuk kepada ciptaan baru yang datang sesudah kebangkitan Kristus. Kedua, hari Minggu sebagai penyempurnaan hari Sabat. Di sini hari Sabat tentu berbeda dengan hari Tuhan (hari Minggu). Sebagai penyempurnaan hari Sabat, orang Kristen merayakan hari Tuhan sehari sesudahnya. Sebagai realisasi dari Paskah Kristus, hari Minggu memenuhi arti rohani sebagaimana yang hendak dicapai dalam hari Sabat. Di hari Minggu, seluruh tuntutan Sabat, terutama pentingnya beristirahat dari segala aktivitas manual demi memuji dan memuliakan Allah, kini mendapatkan kepenuhannya, yakni 'memberitakan istirahat abadi di dalam Allah'.

Apa yang dapat disimpulkan dari uraian ini? Pertama, hari ketujuh dalam tradisi Yahudi adalah hari Sabtu dengan seluruh kewajiban hukum dan ritual yang menyertainya. Orang Katolik tidak mengikatkan diri pada hari Sabat (Yahudi) karena Tuhan Yesus sudah menyempurnakannya menjadi hari kedelapan (satu hari sesudah Sabat) atau hari pertama dalam minggu. Itulah hari Tuhan. Kedua, hari Minggu adalah hari Paskah Kristus. Kebangkitan Kristus telah menyempurnakan Sabat (Yahudi), yakni menegaskan sebuah penciptaan dan penegasan akan penciptaan yang baru, yakni keselamatan manusia yang berpusat pada diri Yesus Kristus. Ketiga, tuduhan apapun dan dari pihak manapun bahwa Gereja Katolik mengganti hari Sabat dari hari Sabtu ke hari Minggu adalah tuduhan yang tidak berdasar, baik dari segi fakta historis maupun pemahaman doktriner Gereja Katolik itu sendiri.

Lihat Juga:

Kolom Iman (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi