Nama Baptis Bukan Malaikat Pelindung

 Yeremias Jena  |     4 Jun 2017, 03:34

Setelah mengisahkan pengalaman mendengar seorang katekis keliru dalam menjelaskan malaikat pelindung dan nama baptis, seorang katekis senior di Paroki Maria Bunda Karmel Tomang, Jakarta, bertanya kepada rekan-rekan katekis dalam sebuah pertemuan: "Apakah malaikat pelindung itu sama dengan nama baptis kita?" Pertanyaan ini menuntut dijelaskannya malaikat pelindung dan nama baptis sebelum menegaskan hubungan keduanya.

Nama Baptis Bukan Malaikat Pelindung

Ajaran Gereja Katolik tentang malaikat dan malaikat pelindung dapat kita baca dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) artikel 328 - 336. KGK mengajarkan bahwa malaikat termasuk ciptaan Allah yang tak-kelihatan (KGK 325). Iman Gereja mengenai hal ini dinyatakan secara jelas sejak Kredo Nicea ketika kita menyatakan dengan iman bahwa Allah menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya, baik yang kelihatan maupun yang tak kelihatan. Gereja percaya bahwa para malaikat diciptakan dari ketiadaan sejak awal mula atau sejak keabadian ketika Allah menciptakan baik benda-benda yang kelihatan dan berwujud (termasuk manusia) maupun yang tak kelihatan (termasuk malaikat) (KGK 327).

Allah menciptakan para malaikat dan menempatkan mereka sebagai hamba dan pembawa kabar baik kepada manusia. Ini karena para malaikatlah yang selalu berada bersama, berada di hadirat, dan senantiasa mendengar langsung suara-Nya (KGK 330). KGK mengadopsi pembedaan yang dikemukakan Santo Agustinus yang membedakan malaikat berdasarkan kodrat (nature) dan peran/misi (office). Demikianlah, jatidiri atau hakikat malaikan adalah roh murni (spirit) dan karena itu berbeda sama sekali dengan manusia (tidak memiliki nama, tidak berjenis kelamin, tidak dibatasi ruang dan waktu). Mereka diciptakan dan ditempatkan sebagai pembawa kabar baik (office/peran) rencana keselamatan Allah kepada manusia (bdk KGK 329). Para malaikat diciptakan melalui dan demi Kristus, karena merekalah yang menyampaikan rencana keselamatan Allah melalui putera-Nya kepada manusia. Para malaikat juga akan tetap mewartakan roh keselamatan kepada manusia yang percaya kepada Kristus (KGK 332).

Gereja Katolik percaya bahwa para malaikat tidak hanya mendampingi dan membantunya dalam mewujudkan karya keselamatan (KGK 334-335), tetapi juga mendampingi setiap orang Katolik sejak ia dilahirkan sampai meninggal (KGK 336). Karena kerahiman-Nya, Allah menugaskan satu orang malaikat untuk mengawasi, mendampingi, melindungi, dan membantu setiap umat beriman Katolik. Itu artinya setiap kita mempunyai seorang malaikat pelindung (KGK 336). Malaikat pelindung adalah dia yang 'diserahi oleh kerahiman Tuhan untuk melindungi, mendampingi, dan membimbing kepada kehidupan kekal' sebagaimana yang kita doakan dalam doa 'Malaikat Pelindung'.

Kita juga bisa belajar dari Santo Thomas Aquinas yang mengatakan bahwa Allah memberikan kepada setiap manusia seorang pendamping yang disebut malaikat pelindung, tidak peduli apakah orang itu sudah dibaptis atau belum. Dan ini berhubungan dengan rencana keselamatan Allah ditujukan kepada semua manusia ciptaan-Nya. Malaikat pelindunglah yang pada gilirannya akan mendampingi, menerangi, dan melindungi setiap individu tersebut supaya orang yang didampingi itu bisa membuka diri dan memberi dirinya dibaptis. Santo Thomas juga mengatakan bahwa malaikat pelindung itu murni roh dan tidak berjenis kelamin. Dia akan mendampingi setiap orang sampai kematian tiba. Tugas malaikat pelindung akan berakhir jika jiwa orang yang dia dampingi itu telah beristirahat dalam keabadian surgawi. Jika jiwa orang tersebut masih di api penyucian, malaikat pelindung akan tetap mendampingi dia. Dia akan menjadi perantara doa manusia kepada Allah yang memohon keselamatan kekal jiwa-jiwa di api penyucian.

Pada waktu dibaptis, setiap orang Katolik memilih nama baptis. Apakah nama baptis itu adalah malaikat pelindung kita? Jawabannya BUKAN. Nama baptis bukan malaikat pelindung. Sehubungan dengan nama baptis, Kitab Hukum Kanonik (KHK) No. 2156 menegaskan bahwa setiap calon baptis harus memilih nama baptis. Nama baptis tersebut diambil dari nama orang-orang kudus (santo-santa). Para sponsor, orang tua, para katekis dan para imam diharapkan dapat membantu calon baptis supaya bisa memilih nama baptis secara tepat dan sesuai kelaziman dalam Gereja Katolik. Nama baptis dipilih pertama-tama karena teladan kesetiaan, model relasi yang mendalam dengan Tuhan dan praktik hidup cinta kasih kepada sesama yang ditunjukkan orang kudus tersebut selama masih hidup. Model dan teladan hidup orang kudus tersebut diharapkan dapat menjadi contoh dan teladan hidup bagi orang yang baru dibaptis untuk hidup lebih baik dan berkenan kepada Allah.

Jelaslah bahwa malaikat pelindung dan nama baptis memiliki peran yang berbeda dalam kehidupan kita sebagai orang Kristiani. Hakikat atau jatidiri malaikat berbeda dengan hakikat atau jatidiri orang kudus. Demikian pula misi atau tugas yang Allah anugerahkan kepada mereka. Meskipun begitu, keduanya berperan positif dalam rencana keselamatan Allah kepada manusia.

Lihat Juga:

Kolom Iman (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi