Sejarah, Makna dan Akar Tradisi

 Alex Sie  |     1 Apr 2017, 18:12

MINGGU PALMA

Akar tradisi:

  • Dalam tradisi Kristen kemudian hari makna magis masih terasa. Alkisah kadang ada orang-orang tertentu yang memakan pucuk daun palma dengan harapan dapat menangkal gangguan dari berbagai penyakit. Kadang pohon-pohon palma ditanam dalam format tanda salib di halaman rumah atau di kebun-kebun. Dengan maksud, agar tidak terjadi berbagai bencana alam seperti air bah, badai, termasuk menangkal hama dan serangan binatang buas. Bahkan untuk menangkal serangan musuh suatu desa atau daerah mesti menanam pohon palma.
  • Kepercayaan terhadap daun palma itu semakin diperkuat justru bagi orang Katolik karena adanya ritus pemberkatan daun palma.
  • Pada masa kini prosesi daun palma itu dipahamai sebagai ekspresi/ungkapan iman, harapan dan kasih pada Kristus. Saat mengungkapkan glorifikasi akan kemenangan Kristus.

Dalam tradisi Kristen kemudian hari makna magis masih terasa. Alkisah kadang ada orang-orang tertentu yang memakan pucuk daun palma dengan harapan dapat menangkal gangguan dari berbagai penyakit. Kadang pohon-pohon palma ditanam dalam format tanda salib di halaman rumah atau di kebun-kebun. Dengan maksud, agar tidak terjadi berbagai bencana alam seperti air bah, badai, termasuk menangkal hama dan serangan binatang buas. Bahkan untuk menangkal serangan musuh suatu desa atau daerah mesti menanam pohon palma.

Kepercayaan terhadap daun palma itu semakin diperkuat justru bagi orang Katolik karena adanya ritus pemberkatan daun palma.

Pada masa kini prosesi daun palma itu dipahamai sebagai ekspresi/ungkapan iman, harapan dan kasih pada Kristus. Saat mengungkapkan glorifikasi akan kemenangan Kristus.

KAMIS PUTIH

Makna:

  • Bagian dari Triduum sacrum.
  • 'Perayaan kenangan' Perjamuan Malam Terakhir.
  • Saat Kristus menginstitusikan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat.
  • Saat ajaran cinta kasih ditegaskan kembali sebagai wasiat agung (suatu mandatum).
  • Allah mencuci kaki manusia; Allah mengilahikan manusia; Allah yang menghampakan diri.

Bagian dari Triduum sacrum.

'Perayaan kenangan' Perjamuan Malam Terakhir.

Saat Kristus menginstitusikan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat.

Saat ajaran cinta kasih ditegaskan kembali sebagai wasiat agung (suatu mandatum).

Allah mencuci kaki manusia; Allah mengilahikan manusia; Allah yang menghampakan diri.

Liturgi:

  • Dirayakan petang hari.
  • Hanya satu kali Misa saja. Dengan alasan yang masuk akal dan izin uskup bisa dilaksanakan malam hari atau pagi hari.
  • Setelah Gloria, bel dan lonceng (benda-benda yang tebut dari metal) tidak lagi dibunyikan sampai Paskah.
  • Pencucian kaki 12 rasul.
  • Ada prosesi Sakramen Mahakudus dalam sibori (boleh juga dengan monstran).
  • Tabernakel dikosongkan, dipindahkan pada tempat khusus untuk tuguran sampai tengah malam saja. Tuguran bukan berarti menunggu kuburan mayat Yesus, Yesus baru mati besoknya. Tuguran bermakna doa dan berjaga bersama Yesus di Bukit Zaitun.
  • Altar dikosongkan.
  • Patung-patung, gambar-gambar, ikon-ikon dan relief-relief ditutup dengan kain warna merah atau ungu. Tidak salah bila sudah ditutup pada hari Sabtu sebelum hari Minggu ke-5. Lampu-lampu atau lilin yang ada di sekitar patung itu dimatikan.

Dirayakan petang hari.

Hanya satu kali Misa saja. Dengan alasan yang masuk akal dan izin uskup bisa dilaksanakan malam hari atau pagi hari.

Setelah Gloria, bel dan lonceng (benda-benda yang tebut dari metal) tidak lagi dibunyikan sampai Paskah.

Pencucian kaki 12 rasul.

Ada prosesi Sakramen Mahakudus dalam sibori (boleh juga dengan monstran).

Tabernakel dikosongkan, dipindahkan pada tempat khusus untuk tuguran sampai tengah malam saja. Tuguran bukan berarti menunggu kuburan mayat Yesus, Yesus baru mati besoknya. Tuguran bermakna doa dan berjaga bersama Yesus di Bukit Zaitun.

Altar dikosongkan.

Patung-patung, gambar-gambar, ikon-ikon dan relief-relief ditutup dengan kain warna merah atau ungu. Tidak salah bila sudah ditutup pada hari Sabtu sebelum hari Minggu ke-5. Lampu-lampu atau lilin yang ada di sekitar patung itu dimatikan.

Akar Tradisi:

  • Dalam abda ke-4 di Gereja Barat, kecuali di Roma, praktik mencuci kaki dilakukan pada ritus pembaptisan, kemudian lenyap.
  • Muncul kembali di biara-biara sebagai bentuk saling melayani dan saling mengabdi dan demi persaudaraan dalam komunitas.
  • Tahun 694 Konsili Toledo mewajibkan praktik cuci kaki ini di seluruh Gereja Spanyol. Uskup dan imam harus melakukannya seperti Yesus Kristus melakukannya. (Ingat Uskup dan imam pada waktu itu adalah pribadi-pribadi yang 'untouchable'.)
  • Sejak abad ke-12 Gereja Roma mulai memberlakukannya.
  • Misale Pius V tahun 1570 menempatkan ritus cuci kaki ini pada akhir misa.
  • Tahun 1955 aturan Pekan Suci menempatkannya setelah Injil dan homili. Ritus ini hanya wajib dilakukan di katedral-katedral saja.
  • Missale 1970 meneruskan praktik tersebut, bahkan diberlakukan untuk setiap gereja paroki.

Dalam abda ke-4 di Gereja Barat, kecuali di Roma, praktik mencuci kaki dilakukan pada ritus pembaptisan, kemudian lenyap.

Muncul kembali di biara-biara sebagai bentuk saling melayani dan saling mengabdi dan demi persaudaraan dalam komunitas.

Tahun 694 Konsili Toledo mewajibkan praktik cuci kaki ini di seluruh Gereja Spanyol. Uskup dan imam harus melakukannya seperti Yesus Kristus melakukannya. (Ingat Uskup dan imam pada waktu itu adalah pribadi-pribadi yang 'untouchable'.)

Sejak abad ke-12 Gereja Roma mulai memberlakukannya.

Misale Pius V tahun 1570 menempatkan ritus cuci kaki ini pada akhir misa.

Tahun 1955 aturan Pekan Suci menempatkannya setelah Injil dan homili. Ritus ini hanya wajib dilakukan di katedral-katedral saja.

Missale 1970 meneruskan praktik tersebut, bahkan diberlakukan untuk setiap gereja paroki.

JUMAT AGUNG

Makna:

  • Suatu 'perayaan-peringatan' penebusan Kristus; Sengsara dan wafat Tuhan.
  • Saat kita merasa gembira/bahagia penuh syukur karena Dia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.
  • Hari yang aliturgis: tidak ada Perayaan Ekaristi. Dalam Gereja Roma hanya Jumat Agung dan Sabtu Suci (kecuali Vigili Paskah) disebut aliturgis. Dalam Gereja purba, harian juga disebut aliturgis; tidak ada Ekaristi harian, dan masih bertahan dalam Gereja Timur.

Suatu 'perayaan-peringatan' penebusan Kristus; Sengsara dan wafat Tuhan.

Saat kita merasa gembira/bahagia penuh syukur karena Dia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.

Hari yang aliturgis: tidak ada Perayaan Ekaristi. Dalam Gereja Roma hanya Jumat Agung dan Sabtu Suci (kecuali Vigili Paskah) disebut aliturgis. Dalam Gereja purba, harian juga disebut aliturgis; tidak ada Ekaristi harian, dan masih bertahan dalam Gereja Timur.

Liturgi:

  • Dirayakan siang hari sekitar pukul 15.00, sekitar saat Yesus wafat, tidak lebih dari pukul 21.00.
  • Missale Pius V 1570 melarang perayaan petang/malam hari.
  • Tahun 1955 dinyatakan bahwa Jumat Agung dirayakan hanya pada pukul 15.00. Bila alasan pastoral memaksa, boleh ditambah satu jam kemudian dan tak boleh lebih dari jam 18.00.
  • Missale 1970 meneruskan tradisi tahun 1955 dengan penegasan alasan boleh dilakukan bila hari tersebut tidak merupakan hari libur nasional sehingga umat harus bekerja siang harinya.
  • Liturgi terdiri atas:
    • Liturgi Sabda; Kisah Sengsara (Passio),
    • Penghormatan Salib,
    • Komuni.
  • Penghormatan salib; e.g. dengan penciuman salib sebagai ungkapan penghormatan karena telah menebus dunia/dosa kita. Jangan dipandang sebagai mayat dengan hati sedih. Sedih karena pertobatan bisa menjadi alasan. Satu salib itu ideal, tetapi alasan efisiensi waktu bisa dipertimbangkan menjadi lebih dari satu salib yang dihormati.
  • Jumat Agung adalah hari penebusan, penitensi atas dosa-dosa. Pantang dan puasa menjadi wajib.
  • Perayaan-perayaan sakramen lainnya pada hari ini dilarang kecuali pengakuan dosa dan perminyakan suci.
  • Upacara pemakaman dirayakan tanpa nyanyian, tanpa musik, tanpa membunyikan lonceng.
  • Salib yang telah dihormati diletakkan di tempat bekas tuguran. Untuk memberi kesempatan kepada umat untuk menghormati dan mengungkapkan devosinya disana. Karena akhir upacara ini tidak ada berkat pengutusan dan pembubaran (dismissal) berarti bisa meneruskan sendiri-sendiri.
  • Liturgi Sabda; Kisah Sengsara (Passio),
  • Penghormatan Salib,
  • Komuni.
  • Liturgi Sabda; Kisah Sengsara (Passio),
  • Penghormatan Salib,
  • Komuni.

Dirayakan siang hari sekitar pukul 15.00, sekitar saat Yesus wafat, tidak lebih dari pukul 21.00.

Missale Pius V 1570 melarang perayaan petang/malam hari.

Tahun 1955 dinyatakan bahwa Jumat Agung dirayakan hanya pada pukul 15.00. Bila alasan pastoral memaksa, boleh ditambah satu jam kemudian dan tak boleh lebih dari jam 18.00.

Missale 1970 meneruskan tradisi tahun 1955 dengan penegasan alasan boleh dilakukan bila hari tersebut tidak merupakan hari libur nasional sehingga umat harus bekerja siang harinya.

Liturgi terdiri atas:

  • Liturgi Sabda; Kisah Sengsara (Passio),
  • Penghormatan Salib,
  • Komuni.

Liturgi Sabda; Kisah Sengsara (Passio),

Penghormatan Salib,

Komuni.

Penghormatan salib; e.g. dengan penciuman salib sebagai ungkapan penghormatan karena telah menebus dunia/dosa kita. Jangan dipandang sebagai mayat dengan hati sedih. Sedih karena pertobatan bisa menjadi alasan. Satu salib itu ideal, tetapi alasan efisiensi waktu bisa dipertimbangkan menjadi lebih dari satu salib yang dihormati.

Jumat Agung adalah hari penebusan, penitensi atas dosa-dosa. Pantang dan puasa menjadi wajib.

Perayaan-perayaan sakramen lainnya pada hari ini dilarang kecuali pengakuan dosa dan perminyakan suci.

Upacara pemakaman dirayakan tanpa nyanyian, tanpa musik, tanpa membunyikan lonceng.

Salib yang telah dihormati diletakkan di tempat bekas tuguran. Untuk memberi kesempatan kepada umat untuk menghormati dan mengungkapkan devosinya disana. Karena akhir upacara ini tidak ada berkat pengutusan dan pembubaran (dismissal) berarti bisa meneruskan sendiri-sendiri.

Akar Tradisi:

  • Mengenai pantang dan puasa sudah ada sejak abad ke-2. Puasa selama 40 jam atau dua hari (Jumat dan Sabtu) tidak makan dan minum. St. Hipolitus memberi keringanan kepada merka yang sakit dan wanita hamil untuk makan roti dan air saja.
  • Paus Inocentius I pada abad ke-5 menegaskan bahwa para rasul pun telah melakukan puasa ini yang disebut biduum (dua harian).
  • Berdasarkan tradisi ini Gereja masih tetap mempertahankan dan menganjurkan untuk melakukan pantang dan puasa.
  • Liturgi Jumat Agung sudah berkembang pada abad ke-4. Egeria melaporkan bahwa di Yerusalem orang-orang Kristen pagi-pagi telah berkumpul di Golgota untuk menghormati salib Kristus yang pada waktu itu telah ditemukan oleh Ratu Helena pada tahun 320. Sore harinya mereka berkumpul lagi untuk mendengarkan Passio di Yerusalem. Perayaan yang dilakukan on the spot pasti terasa akan lebih mentap.
  • Liturgi mulanya hanya Kisah Sengsara. Tetapi ketika Gereja-gereja lokal memiliki relikwi Salib Kristus yang dihadiahkan dari Ratu Helena, mereka mengadakan penghormatan salib tersebut. Penghormatan Salib yang bukan relikwi baru berkembang kemudian hari. Jadi penghormatan salib pada mulanya adalah penghormatan relikwi.
  • Upacara Jumat Agung yang lebih detail dalam tradisi Roma ditemukan pada abad ke-7. Dikisahkan bahwa Paus dengan kaki telanjang membawa relikwi salib dalam sebuah prosesi dari Basilika Lateran menuju Gereja Salib Suci. Kemudian relikwi salib itu dihormati oleh umat dan imam. Selama penghormatan salib berlangsung, kisah sengsara St. Yohanes dibacakan. Doa Umat meriah mengakhiri liturgi ini.
  • Pada abad ke-8 oleh bangsa Perancis liturgi ini lebih didramatisasi.

Mengenai pantang dan puasa sudah ada sejak abad ke-2. Puasa selama 40 jam atau dua hari (Jumat dan Sabtu) tidak makan dan minum. St. Hipolitus memberi keringanan kepada merka yang sakit dan wanita hamil untuk makan roti dan air saja.

Paus Inocentius I pada abad ke-5 menegaskan bahwa para rasul pun telah melakukan puasa ini yang disebut biduum (dua harian).

Berdasarkan tradisi ini Gereja masih tetap mempertahankan dan menganjurkan untuk melakukan pantang dan puasa.

Liturgi Jumat Agung sudah berkembang pada abad ke-4. Egeria melaporkan bahwa di Yerusalem orang-orang Kristen pagi-pagi telah berkumpul di Golgota untuk menghormati salib Kristus yang pada waktu itu telah ditemukan oleh Ratu Helena pada tahun 320. Sore harinya mereka berkumpul lagi untuk mendengarkan Passio di Yerusalem. Perayaan yang dilakukan on the spot pasti terasa akan lebih mentap.

Liturgi mulanya hanya Kisah Sengsara. Tetapi ketika Gereja-gereja lokal memiliki relikwi Salib Kristus yang dihadiahkan dari Ratu Helena, mereka mengadakan penghormatan salib tersebut. Penghormatan Salib yang bukan relikwi baru berkembang kemudian hari. Jadi penghormatan salib pada mulanya adalah penghormatan relikwi.

Upacara Jumat Agung yang lebih detail dalam tradisi Roma ditemukan pada abad ke-7. Dikisahkan bahwa Paus dengan kaki telanjang membawa relikwi salib dalam sebuah prosesi dari Basilika Lateran menuju Gereja Salib Suci. Kemudian relikwi salib itu dihormati oleh umat dan imam. Selama penghormatan salib berlangsung, kisah sengsara St. Yohanes dibacakan. Doa Umat meriah mengakhiri liturgi ini.

Pada abad ke-8 oleh bangsa Perancis liturgi ini lebih didramatisasi.

SABTU VIGILI dan MINGGU PASKAH

Makna:

  • Perayaan kebangkitan Tuhan.
  • Perayaan-peringatan yang paling tua dan paling penting serta paling meriah di antara liturgi-liturgi yang lain.
  • Merupakan gambaran sejati dari Paskah Yahudi. Kristus adalah domba kurbannya. Kristus adalah pembebas manusia dari perbudakan dosa.
  • Paskah merupakan titik sentral tahun liturgi. Hari-hari Minggu (domenica = hari Tuhan) lainnya dalam tahun adalah kelanjutan dan perluasan (amplifikasi) dari hari Minggu Paskah.
  • Pentingnya Paskah ditunjukkan dengan persiapan 40 hari (dengan pantang dan puasa) dan amplifikasinya selama 50 hari (ungkapan kegembiraan yang tiada henti).
  • Vigili Paskah merupakan vigilinya vigili-vigili yang lain.
  • Sabtu Suci (siang) saat Kristus beristirahat dalam kubur. Tidak ada liturgi (aliturgi).
  • Puasa dan pantang berakhir pada malam Paskah; saat kedukaan diganti dengan kegembiraan.
  • Awal abad ke-4 Malam Paskah menjadi pusat perhatian, sehingga hari Paskahnya agak terabaikan, karena perayaan malam Paskah berakhir sampai melampaui tengah malam.
  • Akhir abad ke-6 mulai membenahi liturgi malam Paskah yang selesainya sebelum tengah malam. Pada waktu itu ada misa pagi sebagai hari kebangkitan Tuhan.
  • Pertengahan abad ke-8 Misa malam Paskah baru dimulai bila bintang pertama di langit kelihatan.
  • Abad ke-9 ada dari sejarah yang menentukan misa vigili pada pukul 15.00 atau sesudahnya.
  • Dalam Missale Pius V (1570) Misa vigili Paskah itu dilakukan subuh. Sifatnya wajib. Malah melarang Misa Vigili yang dilakukan petang hari atau malam hari. Maksudnya agar pada waktu menyanyikan 'Lumen Christi' akan bersamaan dengan terbitnya matahari yang cahayanya menerobos kaca-kaca jendela gereja. Ingat saat itu belum ada listrik.
  • Pius XII (1951) mulai mengijinkan Misa Vigili pada malam hari.
  • Tahun 1955 malah dibuat ketentuan untuk merayakan paskah itu pada malam hari.
  • Missale 1970 kemudian menempatkan malam Paskah sebagai yang sentral dari Triduum Paschale. Lih. NUALC no. 21.

Perayaan kebangkitan Tuhan.

Perayaan-peringatan yang paling tua dan paling penting serta paling meriah di antara liturgi-liturgi yang lain.

Merupakan gambaran sejati dari Paskah Yahudi. Kristus adalah domba kurbannya. Kristus adalah pembebas manusia dari perbudakan dosa.

Paskah merupakan titik sentral tahun liturgi. Hari-hari Minggu (domenica = hari Tuhan) lainnya dalam tahun adalah kelanjutan dan perluasan (amplifikasi) dari hari Minggu Paskah.

Pentingnya Paskah ditunjukkan dengan persiapan 40 hari (dengan pantang dan puasa) dan amplifikasinya selama 50 hari (ungkapan kegembiraan yang tiada henti).

Vigili Paskah merupakan vigilinya vigili-vigili yang lain.

Sabtu Suci (siang) saat Kristus beristirahat dalam kubur. Tidak ada liturgi (aliturgi).

Puasa dan pantang berakhir pada malam Paskah; saat kedukaan diganti dengan kegembiraan.

Awal abad ke-4 Malam Paskah menjadi pusat perhatian, sehingga hari Paskahnya agak terabaikan, karena perayaan malam Paskah berakhir sampai melampaui tengah malam.

Akhir abad ke-6 mulai membenahi liturgi malam Paskah yang selesainya sebelum tengah malam. Pada waktu itu ada misa pagi sebagai hari kebangkitan Tuhan.

Pertengahan abad ke-8 Misa malam Paskah baru dimulai bila bintang pertama di langit kelihatan.

Abad ke-9 ada dari sejarah yang menentukan misa vigili pada pukul 15.00 atau sesudahnya.

Dalam Missale Pius V (1570) Misa vigili Paskah itu dilakukan subuh. Sifatnya wajib. Malah melarang Misa Vigili yang dilakukan petang hari atau malam hari. Maksudnya agar pada waktu menyanyikan 'Lumen Christi' akan bersamaan dengan terbitnya matahari yang cahayanya menerobos kaca-kaca jendela gereja. Ingat saat itu belum ada listrik.

Pius XII (1951) mulai mengijinkan Misa Vigili pada malam hari.

Tahun 1955 malah dibuat ketentuan untuk merayakan paskah itu pada malam hari.

Missale 1970 kemudian menempatkan malam Paskah sebagai yang sentral dari Triduum Paschale. Lih. NUALC no. 21.

TRI HARI SUCI adalah hari JUMAT AGUNG, SABTU VIGILI dan MINGGU PASKAH,

(Rangkaian tri hari suci dimulai dari hari Kamis petang)

(Alex Xie/dari berbagai sumber)

Lihat Juga:

Kolom Iman (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi