St. Edith Stein (1891 1942) (Part 3)
25 Jan 2014, 15:10
Paus Yohanes Paulus II mengangkat Edith Stein sebagai martir Pelindung Bencana pada tanggal 25 Januari 1987. Walaupun ia hanyalah satu dari antara jutaan orang Kristen yang mati di kamp konsentrasi Nazi, cara Edith menghadapi kematian mencerminkan kesaksian yang lain terhadap kekuatan salib Kristus yang memberi kekuatan. Setiap martir dengan satu atau lain cara, hidup seperti yang dikatakan Yesus, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik mengorbankan hidupnya demi domba-dombanya. Tidak ada satu orang pun yang mengambilnya dariKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. " (Yoh 10: 11,18).
Edith Stein dengan senang hati mengorbankan hidupnya lama sebelum ia melewati pintu Auschwitz. Dari saat ia dibaptis, ia telah hidup dengan sederhana dan menyerahkan hidupnya untuk mengikuti Kristus. Ia menjalankan kehendak Kristus. Penyerahan dirinya pada Kristus terlihat dari penantiannya yang tak kenal lelah untuk menjadi seorang biarawati. Penyerahannya pada Kristus juga terlihat dari hidup pengabdian dan hidup doanya di biara, dimana ia meninggalkan dunia akademi untuk mengabdi Kristus.
Karena kekuatan salib, Edith dapat menyangkal hidup yang tidak dilandaskan pada Kristus tersalib. Karena kekuatan salib, Roh Kudus memungkinkan dia untuk menyerahkan hidupnya bagi orang-orang lain dan berdoa bagi mereka yang menderita seperti yang dia alami.
Kesaksian kemartiran Edith yang paling menakjubkan adalah tulisan Edith yang terakhir sebelum ia mati. Dia menulis di biara Echt tahun 1939, "Dalam penyerahan pada kehendakNya yang paling suci, saya dengan gembira menerima kematian yang Allah telah tentukan pada diriku. Semoga Tuhan menerima hidup dan kematianku demi kemulyaan namaNya dan demi kebutuhan GerejaNya yang Kudus serta demi orang-orang Yahudi. Semoga Tuhan menerima mereka. Semoga kerajaanNya berkuasa dengan mulia. Semoga Tuhan menerima hidup dan kematianku demi pembebasan Jerman dan demi damai di seluruh dunia, dan akhirnya demi semua anggota keluargaku yang masih hidup dan yang telah mati, demi semua orang yang telah dipercayakan Tuhan padaku: semoga tak seorang pun hilang."
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |