Mengirim Surat kepada Tuhan
Ign. Sunito | 16 Mar 2014, 00:02
JANGAN DIKIRIM LEWAT POLISI
Ini lelucon yang disampaikan oleh Romo Adytia Permana Perangin-Angin O.Carm dalam kotbah misa di MBK (9/03/014), dalam rangka pengumpulan dana pembangunan Pusat Spiritualitas & Biara Terpadu Ordo Carmel Sumatera, di Tanjung Pinggir, Pematang Siantar Sumut. Romo berkisah ia anak kolong lahir dan besar di asrama polisi, kebetulan Kapolseknya juga bermarga Perangin Angin.
Ada kisah seorang nenek tua yang hidup miskin di suatu tempat di daerah terpencil di Sumut. Seumur hidup tak pernah mempunyai uang banyak, hanya pas-pasan untuk makan saja. Ia ingin merasakan bagaimana rasanya punya uang, walau hanya Rp 1 juta saja sebelum meninggal. " Aku kepengin sekedar kipas-kipas dengan uang, bagaimana ya, rasanya?" kata nenek itu. Ia pun berdoa kepada Tuhan memohon agar keinginannya itu bisa terwujud. Dengan berbagai cara, semalam, dua malam dst. Tapi tidak ada tanda-tanda ada jawaban dari Tuhan.
Saking putus asa nenek menulis surat kepada Tuhan dan dilengkapi foto copy KTP, supaya Tuhan kalau membalas tidak keliru alamat. Surat kepada Tuhan itu dikirim melalui kantor pos, dan karena alamatnya tidak jelas oleh pihak kantor pos dikirim ke Polsek. Sudah menjadi ketentuan bahwa surat dengan alamat tidak jelas dikirim ke kantor pejabat setempat. Surat dibaca oleh Kapolsek Perangin-Angin, dan hatinya haru serta dibalasnya dengan menyertakan uang Rp 500.000. Maklum, Kapolsek itu gajinya kecil. Balasannya itu dibawa polisi suruhan Kapolsek sendiri.
Ketika sampai di tangan sang nenek, dibuka dan dilihat isinya maka bersujudlah sang nenek sambil berseru. " Terima kasih Tuhan Kau kabulkan doaku. Lain kali kalau mengirim uang jangan melalui polisi lagi. Ini sudah dipotong 50 prosen. Langsung saja!
TAK DIPERCAYA
Seorang anggota muda DPR bujangan, Ampas Tahuningrum yang lagi menanjak karirnya selalu bicara sana sini. Terlebih-lebih di musim kampanye Pemilu Caleg 2014 ini ingin mencalonkan diri lagi. Ia sudah punya pacar, Batari Durgandini, dan kayaknya sudah mantab sehingga Ampas melamarnya di Hari Valentine. Ia menyerahkan sebuah cincin emas kepada kekasihnya.
Sang kekasih lalu membawa cincin itu ke tukang emas terdekat untuk membuktikan apakah cincin itu emas asli atau emas sepuhan. Perbuatannya itu diketahui teman Ampas, I Made Suara Merdeka.
I Made: Kamu ini bagaimana? Pacarmu itu kan anggota terhormat DPR. Mosyok kamu khawatir ia akan memberi cincin palsu?
Batari: Justru itu ia anggota DPR. Aku harus hati-hati. Karena setahuku setiap perkataannya tidak ada satupun yang benar.
SAYA BIKIN SUNGAI
Bram Suroloyo seorang caleg yang tinggal di Jakarta tetapi sama partainya ia ditempatkan di Dapil daerah Gunung Kidul yang gersang. Ia belum tahu seluk beluk kondisi Dapilnya dan suatu hari kampanye di depan konstituennya.
Bram: Saudara-saudara kelak jika saya terpilih, akan saya buatkan jembatan-jembatan di sini. Agar hasil bumi daerah ini mudah diangkut ke kota.
Para pemilih: Lho, pak! Di sini kan tidak ada sungai!
Bram: Kalau begitu? Di sini akan saya bikinkan sungai-sungai. Gitu aja kok repot!
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |