Kejujuran

  4 Apr 2013, 16:13

NANGKA IMPORMenjelang Paskah 2013 ini, keluarga Laurensius Pareanom liburan ke negeri Belanda. Di sana setelah keliling-keliling a.l. dengan wisata kuliner dengan berbagai masakan Eropa, akhirnya bosen juga. Lidahnya ingin kembali ke habitatnya, terutama ingin makan masakan daerah ibunya, Yogyakarta. Banyak restoran-restoran Indonesia di Amsterdam, namun Pareanom ingin mencari masakan gudeg Yogya. Akhirnya berhasil juga dan rupanya Pareanom puas bener dengan rasa gudeg Amsterdam itu. Ia pun bertanya-tanya karena penasaran saking enaknya.Pareanom: Hi, Meneer! Apa raha­sianya masakan gudegmu kok, enak banget? Menurutku jauh lebih enak dari asalnya di Yogya sana.Pemilik restoran: Oh, itu karena nangkanya. Nangka di sini kami import. Di Yogya barangkali hanya menggunakan nangka lokal?Pareanom: Ngomong omong meneer mengimpor nangka dari mana?Pemilik restoran: Dari Yogya, mister!

JOMBLO JUJURJohn Kakiku Roto bersahabat dengan Hans Pandelaki, mereka sama-sama "imigran" di Jakarta dan bertemu karena bekerja di satu perusahaan PT "Mundur Ajur, Maju Ogah". Meskipun keduanya jomblo dan sama-sama bokek namun Hans lebih pandai dalam ngelecekin cewe. Buktinya setiap kali mereka masuk café, Hans selalu dikerubuti cewe-cewe sementara John hanya melongo saja. Penasaran John tanya, apa sih rahasianya?Hans: Gampang! Aku hanya modal kunci mobil. Setiap kali masuk café, aku hanya lempar kunci mobil Mercy atau BMW ke atas meja bar.John pun meniru gaya Hans dan suatu waktu masuk Café di bilangan Kemang, tak tanggung-tanggung ia melempar kunci Ferrari. Namun tak ada satu cewe pun bergeming. Demikian juga di lain hari ia melempar kunci Jaguar, sama saja. Lempar lagi kunci Porche tetap saja. Masih kurang macho, John lempar kunci Wrangler Rubicon, jeep mewah tunggangan para koboi kota. Tak satu pun cewe tertarik.John (putus asa): Gimana nih, Hans? Resep loe udah gw coba kok, nggak berhasil?Hans (berbisik): Loe jangan jujur ba-nget. Kalau lempar kunci mobil, helm motor loe copot dulu, dong!

JUJUR NGGAK MAU DIKASIHANIGabriel Gouwcekan Beling meski sudah berumur adi yuswa namun ke-mana-mana sering memakai kendara­an umum. Meski juga jalannya sudah pakai tongkat ia merasa masih bisa mandiri, dan berdaya guna. Ia tidak mau dikasihani, meski oleh seorang sopir mikrolet yang menampik ong­kos, karena ia dikira buta ketika harus tertatih-tatih turun dari mikrolet.Suatu hari Gabriel naik bus way dan kebetulan busnya penuh penumpang. Ketika ia mendekati seorang pemudayang duduk, pemuda itu segera berdiri. Namun Gabriel mencegahnya.Gabriel: Nggak usah,nggak usah dik! Adik duduk saja.Namun pemuda itu tetap saja mau berdiri. Dan Gabriel sekali lagi nampik untuk dikasihani. Dan itu berulang lagi dan Gabriel mendorong pemuda itu untuk duduk kembali. akhirnya:Gabriel: Saya kan sudah bilang! Saya ini masih kuat untuk berdiri.Pemuda (jengkel): Lho, kek! Saya ini mau turun. Wah, haltenya sudah kele­watan tuh!(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Humor (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi