Humor

  2 Oct 2011, 22:23

JAKARTA LIAR CLUB

Demikian juga dengan Nio Kie Djieng idem dito juga dengan Tan Poo. Malah Nio maki-maki sendiri, mengapa orang-orang humoris dibolehkan mengelola majalah paroki." Pastinya mereka pasti berasal dari keluarga-keluarga liar. Pantesnya mereka bergabung dengan Jakarta Liar Club, dan sekaligus jadi pengasuh majalahnya."

Omelan Nio itu didengar anaknya, Glen Pardi.

Glen Pardi: Kalau keluarga kita, klubnya apa, mah?

Nio: Kita dong, anggota Lions Club. Klubnya orang terhormat dan sopan.

Glen: Pantesan, mah! Mamah setiap hari seperti singa lapar!

SEMINAR HUMOR DI SURGA

Theresia Banowati dan Robertus Boe Boen Soe juga termasuk umat yang anti humor. Mereka mendirikan perkumpulan Gerwahi, Gerakan Warga Anti Humor. Saking akrabnya mereka sampai janjian, siapa yang "mendahului" terlebih dahulu harap datang lagi kirim kabar. Apakah di surga ada humor?

Alkisah, benar Banowati ternyata "pergi dulu" dan suatu malam "datang" lagi mengabari sobatnya, Boen Soe.

Boen Soe: Gimana, Ban? Benar di sana ada humor?

Banowati: Saya beri dua kabar. Kabar buruk dan kabar baik.

Boen Soe. Kabar buruknya dulu. Baru kabar baiknya!

Banowati: Kabar buruknya, ternyata di surga ada humor. Kabar baiknya, minggu depan di sana akan diadakan Seminar Anti Humor. Sebagai pembicaranya, mereka akan mengundang kamu!

NIUPNYA PAKAI BLOWER

Tan Poo Kouw Tang sangat benci kepada apa saja yang berbau humor. Terlebih-lebih kalau soal menggereja dihumorkan. Tetapi tidak untuk mertua perempuannya, dan anaknya sendiri, Poo Gwan, mereka penggemar berat humor. Saking bencinya Tan Poo tak selalu membawa Warta Paroki ke rumah, gara-gara Warta itu ada rubrik humornya. Kalau mertuanya kepengin baca Warta, dibukakan Web Paroki saja yang sudah "mengebiri" rubrik humor. Khawatir kalau baca Warta Paroki MMS, Maria Munggah Swargo mertua perempuannya tertawa terbahak-bahak.

Suatu hari Po Gwan lagi cekakak-cekikik dengan temannya, George Kolor Ijo. Topik yang dibicarakan a.l. tingkah laku bapaknya mengenai humor.

George: Babe loe, kenapa sih, bisa begitu?

Po Gwan: Soalnya dia harus kerja keras jika nenek gue tertawa.

George: Emang dia alergi jika ada orang tertawa?

Po Gwan: Soalnya, kalau nenek tertawa, untuk mengembalikan tenang lagi. Harus diurut lehernya.

George: Kalau gitu, nenek loe, udah tua banget. Berapa umurnya?

Po Gwan: Nggak jelas sih! Dulu, kan nggak ada akte kelahiran. Kemarin aja waktu Ulang tahun, niup lilinnya pakai blower.

(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Humor (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi