Natal dan Kado Kerahiman Allah
Sigit Kurniawan | 26 Dec 2016, 07:47
Natal pada tahun tak kalah istimewa dengan natal-natal pada tahun sebelumnya. Uniknya tahun ini, kelahiran Tuhan Yesus Kristus ini diperingati setelah penutupan Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah (TSLBKA).
Natal menjadi penegasan kembali bahwa Allah begitu maharahim untuk manusia. Allah mengosongkan diriNya dalam rupa Yesus yang hadir di dunia ini untuk manusia. Allah ingin dekat dan menyapa melalui bahasa manusia. Allah yang ilahi itu berkenan menginsanikan diriNya untuk manusia. Bayi Yesus yang kita peringati pada masa ini merupakan kado istimewa Allah bagi manusia. Dan, inilah wujud konkret kado kerahiman Allah tersebut.
Kalau kita berkontemplasi sejenak tentang peristiwa Yesus di dunia ini, kita akan merasakan betapa bersyukurnya kita bahwa kita pernah hidup di bumi di mana Tuhan dalam wujud manusia lahir dan berkarya di sana. Kita menjejakkan tanah di bumi di mana Tuhan juga pernah menjejakkan kakiNya di bumi ini. Kita menghirup udara yang sama yang pernah dihirup Tuhan sendiri. Kita pernah memandang bulan dan bintang-bintang yang sama seperti yang dipandang oleh Tuhan kita.
Bahkan, setiap ciptaan adalah jejak cinta Allah kepada manusia dan manusia dipanggil untuk peka menemukan Allah dalam segala hal dan senantiasa hidup penuh syukur kepada Allah. Santo Ignatius Loyola mengatakannya dengan menemukan Tuhan dalam segala hal - finding God in all things.
Rasa syukur besar yang patut kita haturkan kepada Allah adalah bahwa Dia senantiasa membuka kerahimanNya untuk manusia. Allah tidak pernah kehabisan akal untuk secara kreatif menyalurkan berkatNya untuk manusia. Puncaknya ada pada peristiwa Yesus yang diawali dengan Natal yang kita renungkan pada hari-hari ini.
Natal dan kerahiman Allah memiliki relasi yang kuat dan tak terpisahkan. Sebab itu, pada Warta Minggu edisi Natal yang sedang Anda pegang saat ini, redaksi memutuskan untuk mengangkat tema Natal dan Kerahiman. Tema ini dipilih karena memiliki kaitan erat. Dari sisi kerahiman, redaksi ingin mengumpulkan refleksi-refleksi atas perjalanan setahun Tahun Suci Luar Biasar Kerahiman Allah. Dari sisi Natal, kami tempatkan semua refleksi tersebut dalam terang inkarnasi Allah menjadi manusia sebagai wujud agung kerahiman Allah tersebut.
Menyitir ungkapan Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, yang wawancaranya bisa Anda baca di edisi ini juga, kerahiman itu tidak hanya berhenti di sini saja. Pintu kerahiman Allah tidak pernah tertutup untuk manusia. Namun, kerahiman ini tidak sekadar membuat manusia pasif. Sebaliknya, kerahiman Allah memuat panggilan untuk manusia untuk terlibat aktif dalam mewujudnyatakan wajah kerahiman Allah itu di dunia ini. Allah yang mengampuni hendaknya juga kita wartakan dalam tindakan kita yang sudi mengampuni sesama.
Demikian juga dengan Natal. Dalam Natal, Allah memanusiakan diriNya. Tetapi, kita sendiri saat ini, justru sering terjerumus dalam kondisi yang jauh dari kemanusiaan kita. Kekerasan, ketidakadilan, perkosaan, penindasan, kebohongan, maupun korupsi, menjadi tanda bahwa manusia justru semakin menjauh dari kemanusiaannya. Bahkan, sebagian dari kita, malah suka "meng-Tuhan-kan diri" untuk menghakimi manusia-manusia lain yang berbeda.
Semoga Natal ini semakin membuat hidup kita penuh kerahiman kepada sesama dan diri kita semakin insani dengan menjunjung tinggi hormat pada kemanusiaan. Selamat membaca!
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |