Generasi Produktif Tanpa Narkoba
Antonius Joni | 25 Jun 2017, 04:46
Pada tahun 2020, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi berupa populasi usia produktif yang lebih banyak dari usia nonproduktif. Momentum bonus demografi ini harus dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi demi mewujudkan kesejahteraan bangsa. Dalam rangka memanfaatkan bonus demografi secara optimal, dibutuhkan generasi produktif yang berkualitas.
Namun merebaknya kasus narkoba di kalangan generasi produktif menjadi serangan telak terhadap kualitas bonus demografi. Saat ini narkoba menjadi salah satu tantangan terbesar bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Puslitkes Universitas Indonesia (UI) Tahun 2015, diketahui bahwa rata-rata penyalahgunaan Narkoba di Indonesia mencapai 2,20% atau sekitar 4.098.029 orang dari total populasi penduduk (berusia 10-59 tahun). Sebanyak 40-50 orang meninggal sia-sia setiap hari akibat penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba baik secara langsung maupun tidak.
Narkoba adalah salah satu faktor yang membuat kinerja usia produktif menjadi tidak prima. Seseorang yang kecanduan narkoba akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan tak lagi berpikir soal masa depan. Jika generasi produktif ini rusak oleh narkoba, maka Indonesia akan kehilangan generasi emas dari bonus demografi yang sebenarnya dapat meningkatkan perekonomian dan kemajuan bangsa.
Untuk mengingatkan bahaya narkoba, maka setiap tanggal 26 Juni diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional. Peringatan ini untuk meningkatkan komitmen agar bersama-sama mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang sudah semakin mengkhawatirkan. Upaya menghindarkan generasi produktif dari pengaruh narkoba harus dilakukan sejak dini. Cara yang paling efektif untuk mencegahnya ialah melalui pendidikan yang melibatkan peran keluarga, sekolah, dan gereja. Pendidikan adalah warisan terbaik yang dapat diberikan kepada setiap generasi. Kkeluarga mempunyai peranan paling penting dalam menjaga generasi muda agar tidak terjerumus oleh narkoba. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan generasi produktif ini dari bahaya narkoba, seperti:
Pendidikan yang berlandaskan Kitab Suci. Mengajarkan Sabda Tuhan sangat penting dalam mempersiapkan generasi berkualitas. Dalam Ulangan 6:4-9 ditegaskan bahwa orang tua harus mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anaknya sejak dini dan berulang-ulang. Ketika seseorang sedang mendapatkan masalah berat dan sebelum lari ke dalam penyalahgunaan narkoba, maka Sabda Tuhan menjadi perisai yang kuat untuk mempertahankan diri agar tidak terjerumus ke dalam narkoba. Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama di mana orangtua bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak. Proses pengajaran Kitab Suci ini dapat dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengasuhan, pembiasaan, dan keteladanan. Maka kebiasaan membaca dan mengajarkan Kitab Suci di dalam setiap keluarga sangat penting untuk dapat membentuk generasi produktif yang berkualitas dan tetap berjalan dalam kebenaran Sabda Tuhan. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6).
Pendidikan yang berlandaskan Kitab Suci. Mengajarkan Sabda Tuhan sangat penting dalam mempersiapkan generasi berkualitas. Dalam Ulangan 6:4-9 ditegaskan bahwa orang tua harus mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anaknya sejak dini dan berulang-ulang. Ketika seseorang sedang mendapatkan masalah berat dan sebelum lari ke dalam penyalahgunaan narkoba, maka Sabda Tuhan menjadi perisai yang kuat untuk mempertahankan diri agar tidak terjerumus ke dalam narkoba. Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama di mana orangtua bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak. Proses pengajaran Kitab Suci ini dapat dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengasuhan, pembiasaan, dan keteladanan. Maka kebiasaan membaca dan mengajarkan Kitab Suci di dalam setiap keluarga sangat penting untuk dapat membentuk generasi produktif yang berkualitas dan tetap berjalan dalam kebenaran Sabda Tuhan. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6).
Pendidikan yang berlandaskan Kitab Suci. Mengajarkan Sabda Tuhan sangat penting dalam mempersiapkan generasi berkualitas. Dalam Ulangan 6:4-9 ditegaskan bahwa orang tua harus mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anaknya sejak dini dan berulang-ulang. Ketika seseorang sedang mendapatkan masalah berat dan sebelum lari ke dalam penyalahgunaan narkoba, maka Sabda Tuhan menjadi perisai yang kuat untuk mempertahankan diri agar tidak terjerumus ke dalam narkoba. Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama di mana orangtua bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak. Proses pengajaran Kitab Suci ini dapat dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengasuhan, pembiasaan, dan keteladanan. Maka kebiasaan membaca dan mengajarkan Kitab Suci di dalam setiap keluarga sangat penting untuk dapat membentuk generasi produktif yang berkualitas dan tetap berjalan dalam kebenaran Sabda Tuhan. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6).
Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dalam era digitalisasi saat ini, Pancasila menjadi ideologi bangsa yang dapat memperkuat jati diri generasi produktif dari pergaulan bebas dan pengaruh narkoba. Dalam 1 Korintus 15:33 ditegaskan bahwa pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Pengaruh dari pergaulan sangat kuat sekali kepada generasi muda. Kecenderungan emosi yang masih labil dan masih dalam kondisi untuk mencari jati diri akan membuat mereka mencoba-coba apa yang mereka lihat dan rasakan. Oleh karena itu pendidikan Pancasila dapat digunakan sebagai tonggak untuk meluruskan kembali generasi produktif agar tidak dicemari dengan gaya hidup narkoba dan huru-hara yang dapat membuat generasi ini menjadi rapuh dan tidak punya semangat juang.
Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dalam era digitalisasi saat ini, Pancasila menjadi ideologi bangsa yang dapat memperkuat jati diri generasi produktif dari pergaulan bebas dan pengaruh narkoba. Dalam 1 Korintus 15:33 ditegaskan bahwa pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Pengaruh dari pergaulan sangat kuat sekali kepada generasi muda. Kecenderungan emosi yang masih labil dan masih dalam kondisi untuk mencari jati diri akan membuat mereka mencoba-coba apa yang mereka lihat dan rasakan. Oleh karena itu pendidikan Pancasila dapat digunakan sebagai tonggak untuk meluruskan kembali generasi produktif agar tidak dicemari dengan gaya hidup narkoba dan huru-hara yang dapat membuat generasi ini menjadi rapuh dan tidak punya semangat juang.
Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dalam era digitalisasi saat ini, Pancasila menjadi ideologi bangsa yang dapat memperkuat jati diri generasi produktif dari pergaulan bebas dan pengaruh narkoba. Dalam 1 Korintus 15:33 ditegaskan bahwa pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Pengaruh dari pergaulan sangat kuat sekali kepada generasi muda. Kecenderungan emosi yang masih labil dan masih dalam kondisi untuk mencari jati diri akan membuat mereka mencoba-coba apa yang mereka lihat dan rasakan. Oleh karena itu pendidikan Pancasila dapat digunakan sebagai tonggak untuk meluruskan kembali generasi produktif agar tidak dicemari dengan gaya hidup narkoba dan huru-hara yang dapat membuat generasi ini menjadi rapuh dan tidak punya semangat juang.
Pada akhirnya semua pihak harus harus bekerja sama membentuk generasi produktif ini agar tidak terjerumus dalam kasus narkoba sehingga bangsa ini benar-benar bisa memanfaatkan bonus demografi ini demi mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |