Bertumbuh Bersama Keluarga

 Helena D.Justicia  |     18 Mar 2017, 12:14

Kalau mengunjungi ruang praktik dokter anak, biasanya di diding tertempel gambar jerapah dengan patokan angka serupa penggaris. Anak-anak biasanya berdiri di depan gambar itu, lalu suster akan mencatat tinggi badannya.

Di dinding yang lain, ada gambar-gambar bayi dengan patokan capaian per usia. Bayi berusia 4 bulan seharusnya sudah bisa duduk. Bayi umur 9 bulan sudah harus bisa berdiri, dan demikian seterusnya. Tahap-tahap itu kita sebut sebagai tahap perkembangan.

Tahap perkembangan, tentu saja tidak hanya berhenti saat bayi bisa berjalan, berbicara atau membaca. Tahap itu berlangsung terus hingga manusia mati. Bayi berbeda dengan anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Karena itulah, tiap tahap perkembangan mempunyai ciri khas tersendiri.

Tak hanya bagi perkembangan fisik, tahap-tahap juga terdapat dalam hal psikologis dan moral. Tahap perkembangan hidup individu dapat dilihat setidaknya dari tiga perspektif: perkembangan hidup pribadi, relasi perkawinan dan keluarga. Setiap tahap itu saling berkaitan.

Apa tujuan kita mempelajari tahap-tahap perkembangan ini? Tak lain dan tak bukan, adalah untuk mengenali proses kehidupan kita. Dengan mengenali proses itu, kita dapat menemukan solusi bagi persoalan, serta antisipasi bagi setiap kemungkinan.

Warta Minggu akan memfokuskan pembahasan tahap perkembangan dalam hidup berkeluarga. Seluruh materi merupakan buah pemikiran para ahli, di antaranya Paul Glick, Evelyn Duvall, Reuben Hill dan Rachel Ann. Semoga dengan adanya pembahasan ini, kita dapat terbantu untuk menjalani hidup keluarga dengan penuh sukacita, bahkan juga dapat menjadi sahabat bagi keluarga-keluarga lainnya.

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Fokus (WM) Lainnya...  Kembali