Makna Adil di Mata Orang Muda
Judith Wijaya | 15 Apr 2017, 23:07
Keadilan tentunya memiliki definisi yang tetap dan universal Namun, makna adil bisa beragam
bagi setiap orang. Seperti apa makna adil bagi sebagian orang-orang muda di MBK ini?
Hendaknya kita tidak terlalu berpihak kepada siapa pun atau pilih kasih. Semua orang
mendapat hak menurut kewajibannya. Sebagai pelayan, misalnya, kita tidak memilih-milih tugas
pelayanan, mau pelayanan di tempat besar atau kecil sekalipun kita harus siap. Sebagai kamu
muda khususnya di Gereja MBK, tidak semua umat memiliki kesempatan untuk aktif maupun
melayani karena keterbatasannya (fisik, ekonomi, dan sebagainya). Karenanya, kita sebagai
kaum muda yang harus bergerak memberikan sebuah ruang (keadilan) untuk mereka melayani,
karena cocok tidaknya jadi pelayan gereja tidak bisa diukur dari kaya/miskin, sehat/sakit,
semuanya harus mendapat kesempatan yang sama sebab kita semua sama di mata Tuhan.
(Adrian Ligasetiawan- Wilayah 1)
Tidak ada yang dibeda-bedakan atau ada pihak lain yang lebih dikhususkan. Jadi, semua itu
sama dan diperlakukan dengan sama-sama baik. Dalam komunitas saya, terkadang koor kami
diberikan jadwal tugas misa hari Minggu pukul 06.30 WIB terus. Hampir setiap bulan seperti itu
dan setelah diketahui bahwa ada pihak yang tidak menyukai kami sehingga diberikan tugas
begitu. Jadi, kami merasa diperlakukan dengan tidak adil.
Kalau di OMK sendiri contohnya, seperti pembagian tugas, lalu perlakuan dari pihak panitia
terhadap kami yang bertugas saat itu dengan cara janjian untuk waktu latihan sesama personil,
dan sebagainya. Semuanya enak dan dalam hal ini kami diperlakukan dengan sangat adil.
(Theodorus Aryo - Wilayah 2)
Adil ketika kita mendapatkan kesempatan yang sama. Misal di kampus, saya dan beberapa
teman bukan dari jurusan psikologi, tapi ada juga beberapa murid latar belakangnya jurusan
psikologi. Dosen tentu harus bisa adil terhadap muridnya dalam penyampaian materi yang tidak
terlalu suka psikologi, supaya kita yang tidak punya latar belakang psikologi itu bisa paham
juga. Bukan berarti disamaratakan, Tapi, lebih ke adil yang berkualitas.
(Katarina Florencia - Wilayah 6)
Di dunia ini tidak ada yang adil selain Allah Bapa di surga karena keadilan tidak bisa dibuat
sama manusia. Seperti hukum misalnya, hukum itu peraturan yang dibuat menurut pendapat
baik orang banyak. Padahal kalau baik menurut banyak orang, belum tentu baik menurut
sisanya. Seperti di Gereja pada Abad ke-10, apakah kita orang Katolik sudah berbuat adil pada
masa itu? Makanya, keadilan cuma bisa dibuat sama Allah Bapa.
(Willy Tanujaya - Wilayah 7)
Tidak memihak hanya ke satu pihak saja atau pilih kasih, tapi mendapat perlakuan yan sama,
tidak membeda-bedakan atau diskriminasi. Misalnya, ketika saya bergabung di sebuah
kepanitian, ada yang senior ada yang junior, ada yang berusia tua dan ada yang berusia muda,
mereka yang tua tidak membedakan. Kita yang muda juga bisa sama-sama memberikan
pendapat, ide, dan ide kita juga diterima.
(Dian Victorius - Wilayah 10)
Tidak memihak satu dengan yang lain. Semua dibagi sama rasa dan sama rata.
Menurut saya, sejauh ini belum ada yang benar-benar sangat adil karena tidak bisa dibanding-
bandingkan kinerja satu dengan kinerja lainnya, tapi selama tidak menyolok sekali ya masih
wajar-wajar saja. Misalnya di kerjaan, kepanitian, OMK, dan sebagainya.
(Willy Prasetya - Wilayah 11)
Saat kita mampu bersikap jujur, tulus, dan tidak diskriminatif terhadap setiap orang tanpa
memandang agama, status, golongan, atau ras. Seperti di lingkungan, kaum muda cenderung
masih labil secara emosi terutama yang masih ABG, sering terjadi perselisihan. Setiap kali
terjadi hal ini, biasanya di wilayah 12, kami akan pertemukan pihak yang berselisih untuk bicara
bersama dan menyelesaikan sampai perselisihan ini selesai.
(Martinus Vito Winasseto - Wilayah 12)
Keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kita melakukan bagian kita (kewajiban) sewajarnya,
sehingga orang lain bisa mendapat bagian atau haknya dengan layak. Kalau semua orang
melakukan tanggung jawabnya masing-masing (atas dasar kasih), hampir pasti keadilan sosial
dapat tercapai.
Misal, dalam pelayanan waktu kepanitian acara, seringkali terjadi gesekan atau
kesalahpahaman, biasanya karena ada pihak yang merasa sudah bekerja tapi kurang dihargai,
atau ada yang merasa sudah bekerja keras tapi yang lain bersantai-santai (timbul rasa iri hati).
Padahal tanggung jawab kita dalam pelayanan langsung ke Tuhan bukan ke sesama, dan
setiap orang punya tugas, tantangan, dan kemampuannya masing-masing.
Jika setiap orang melakukan kewajibannya dengan wajar, tidak menuntut ini itu, gesekan-
gesekan yang tidak perlu dalam pelayanan dapat diminimalisasi atau bahkan dihindari.
(Agustina Fortunata - Stasi Taman Anggrek)
Dalam pekerjaan misalnya, saya sering minta orang lain untuk bekerja lembur pada hari Sabtu
atau Minggu, walaupun mereka mendapatkan uang lembur. Tetapi, mereka juga sama seperti
kita mau berkumpul bersama keluarga.
Saya sadar pekerjaan kita tidak akan pernah selesai. Di sini saya belajar apakah selama ini
saya telah bersikap adil kepada mereka. Ternyata saya sering bersikap tidak adil kepada
mereka. (Heru Sutanto - Wilayah 2)
Membagi sesuatu sama rata sesuai dengan porsinya masing-masing tanpa memandang
tingkatan atau jabatan.
Di pelayanan musik misalnya, kita sebagai anak muda yang suka musik berusaha untuk
menghantarkan umat ke hadirat Tuhan melalui musik. Kalau latihan, di band A, kita tidak
pernah pilih-pilih orang. Jika di band A ada yang belum bisa main, kita tetap mengajarkan
walaupun usianya berbeda. Yang usianya lebih tua mengajari yang lebih muda. Sebaliknya,
(Rendy Stevanus - Wilayah 12)
Menghormati satu dengan lainnya, menghargai satu dengan lainnya, keberadaan, hak dan
kewajibannya. Jadi, kita saling menghargai.
Misal, di OMK ada yang namanya kepengurusan. Si A jago di musik, si B jago di lektor. Belum
tentu semua pada bisa musik, atau pun sebaliknya belum tentu semua bisa membaca firman
dengan baik. Si A bisanya main gitar maka kita harus menghargai dan mendukung si A. Juga
kita jangan membatasi hak maupun kewajibannya dalam bermain musik.
(Chrisander Hans Arthanie - Stasi Taman Anggrek)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |