Pergi Tanpa Pamit
Tomas Samaria | 1 May 2014, 22:44
Minggu 20 April 2014 aku salaman Paska dengan Hong Cu, Toro(Sugiantoro), Ferry Gesang di ruang perpustakaan. Hong Cu keluar sebentar dengan meninggalkan tas di bawah meja, disusul oleh Ferry yang mau meliput Misa Anak-anak di gereja. Aku berputar-putar melihat buku-buku apakah ada yang bisa di pinjam. Aku merasa lebih banyak menikmati dari pada membantu di sini.
Sambil melayani anak-anak yang mengembalikan buku, aku ngobrol dengan Toro. Ia dapat memaknai natal seperti burung yang mau masuk dan tidak masuk sebuah jendela. Tapi dengan Paska, ia belum memperolehnya. Ketika aku merenung-renung cari jawaban Lina BMW dari WM masuk. Ia baru saja bertugas di LCD lagu-lagu di gereja. Katanya ia datang untuk menjumpai Helen untuk menyampul buku. Toro membawa setumpukan buku dan plastic pembungkus, mistar dan cutter untuknya.
Toro yang sudah lama melayani perpustakaan, mengajar memotong plastic, menyampul, menggunting serta membubuhi selatip supaya buku tidak cacat.Tiba-tiba aku teringat akan pak Yono, tukang ojek yang aku, Lina dan Susi sering pakai jasanya untuk transportasi pulang. Biasanya aku pulang jam sepuluh malam, setelah makan cemilan martabak atau gorengan. Atau dapat jatah dari Romo Poespo yang pulang dri kunjungan pastoral.
Punya tukang ojek langganan, aku tinggal nyemplak dan suruh dia tancep gas. Tidak perlu tawar menawar dan jadi penunjuk jalan, belok kanan atau belok kiri. Kalau dia pulang Lebaran atau ada urusan di kampung, aku agak sewot juga dibuatnya. Apalagi malam-malam di depan gereja sudah tak ada bajaj apalagi taksi. Kadang-kadang ada juga satpam yang baik hati, bantu mencari tukang ojek lain di kampung satelit.
Sudah lebih lima tahun aku menggunakan jasanya.Aku menemui dia duduk-duduk di bawah atap pos satpam atau dia bisa tiduran di atas motornya sambil mendengkur. Aku menepuk tangannya, dan siap untuk pulang. Pernah dia mengantar aku pulang dalam keadaan ngantuk. Sampai di depan tikungan Jalan Cemara, ia hampir saja menabrak orang-orang yang berdiri di tepi jalan.
Ia menyebut motornya "bandel" karena mampu ngerobok banjir setinggi setengah ban motornya. Dia juga bercerita bagaimana awak WM (dulu) seperti Lina dan Susi pulang sampai jam satu atau tiga pagi. Lina sampai tertidur di belakangnya. "Saya mau ikat dia dengan tali rafia, takut dia jatuh."
Aku cerita sama Lina menurut tukang ojek yang lain, pak Yono sakit karena sering minuman miras. Sekarang anaknya tidak membolehkannya dia "narik".Pantas aku sudah lama tidak melihat dia, salah seorang teman tempat berbagi berkat. Lina mengatakan: "Pak Yono sudah meninggal." Aku ingat kata-kata Chairil Anwar: "SEKALI BERARTI, SUDAH ITU MATI.'
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |