Sersan
28 Nov 2014, 16:13
Serius tapi santai, sersan agaknya kini sudah menggejala dalam menyampaikan firman, apalagi dalam komunitas. Suasana di dalam Gereja St. Johanes Penginjil Blok B Kebayoran Baru (15/11/014) yang dipenuhi umat menjadi riuh gelak tawa. Ketika Pastor Gunawan memberi kotbah sakramen perkawinan putra dari sahabat penulis, ketika romo mengambil anekdot nasihat perkawinan. Di mana latar belakang mempelai di parodikan, demikian juga nanti kalau sudah menjadi suami. A.l. ketika sama-sama mempunyai penghasilan, adalah apakah ada uang suami atau isteri? Lihat saja, SUAMI itu Semua Uang Milik Isteri. " Wah, lihat itu ibu-ibu pada tertawa puas. Lha, bapak-bapaknya, kok, pucat semua? " kata romo. Semua humor itu akhirnya mengarah pada inti firman " Yang sudah dipersatukan Tuhan jangan dipisahkan oleh manusia".
Adegan serupa tapi tak sama sudah berapa kali penulis saksikan. Terutama kalau penulis berada di gereja-gereja daerah. Selama ini kita terkesan bahwa agama itu terlampau konsentrasi pada hal-hal yang serius. Disibukkan dengan pengaturan ibadat yang tepat dan pengawasan atas perilaku moral manusia yang benar. Agama terlampau serius untuk memberi hati bagi hal-hal yang ringan dan lucu dalam hidup. Padahal sejatinya humor itu amat penting dan boleh disebut salah satu tanda orang-orang yang diselamatkan. Humor dan tertawa yang menjadi reaksinya adalah ungkapan kelepasan, pembebasan.Itulah pula inti dari keimanan. Iman tidak bisa dipisahkan dari pembebasan. Dan pembebasan tidak dapat dilepaskan dari kegembiraan.
Orang yang yakin akan pembebasannya adalah orang yang bergembira dan mewartakan kegembiraan. Orang beriman meyakini bahwa hidupnya jauh lebih kaya dari pada apa yang didapatnya, diaturnya sendiri. Bahwa makna dirinya jauh lebih dalam dari pada apa yang direfleksikannya. Bahwa martabatnya jauh lebih luhur dari pada apa yang dapat dikumpulkannya dan dibanggakannya sendiri. Menilai humor jangan terjebak dalam analisis serius yang bisa memudarkan kejenakaan. Bila ditulis, dikatakan juga jangan terjebak dalam kaidah bahasa baku. Memang tidak mudah pesan kejenakaan yang dipadukan dengan ke-Ilahian.
Penulis sendiri selalu berdoa agar diberikan rasa humor yang benar.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |