Difabel

  30 Oct 2016, 11:46

Bisa merasakan keterbatasan kehidupan komunitas Tunanetra terealisasi, saat saya mendapat undangan menonton Margi Wuta, karya Teater Gardanalla, yang hampir seluruh pemerannya tunanetra, di Auditorium PSBN Wiyata Guna, Bandung, Selasa, 4 Oktober 2016, lalu.

Margi Wuta bercerita tentang kehidupan sehari-hari komunitas tunanetra. Lakon besutan sutradara, Joned Suryatmoko bersama penata audio, Ari Wulu, terasa spesial karena penonton dipaksa merasakan keterbatasan Tunanetra. Saat masuk ruang pentas, mata saya ditutup lalu dituntun menuju tempat duduk. Sehingga, hanya bisa mendengar dan berimajinasi melalui indera pendengar.

Difabel

Diawali seperti bunyi perkakas dapur yang jatuh, dua laki-laki bersuara berat seperti orangtua memulai percakapan soal kopi yang habis serta kebiasaannya mendengarkan ketoprak di radio. Lalu muncul ibu tukang pijat mengeluhkan tingkah pelanggannya.

Mereka lalu membicarakan sidang Jessica yang merebut ruang privasi mereka, karena acara kesayangan terpinggirkan. Imajinasi tentang bunyi menjadi makin liar. Ada gemericik air, kerencengan, suara riuh, suara pesawat suara seperti persidangan di televisi, melintas.

Brreeeng (bunyi kaleng jatuh).

Tir: "Sialan jatuh," kata Laki-laki bersuara berat.

Har: "Sudahlah Tir, tidak usah bikin kopi,"

Tir: Tidak bisa Har, mendengarkan ketoprak di radio itu paling enak sambil ngopi. Tapi ini kopi habis. Aku ngga tahu dimana Ratmi menyimpan Kopi.

Har: Air putih saja Tir, nanti kalau Ratmi sudah pulang, baru kita ngopi.

Itulah gambaran tunanetra. Soal kopi yang berpindah tempat saja, sudah membuat mereka kesulitan untuk menemukan. Para tuna netra ini benar-benar mengandalkan kebiasaan. Mereka selalu ingat dimana barang-barang disimpan.

Di lingkungan gereja MBK, ada Yayasan Tri Asih. Tri Asih adalah tempat rehabilitasi bagi penyandang tunagrahita. Di tempat ini para difabel ini menerima pendidikan dan pengajaran, pelbagai terapi dan pelatihan kerja. Selain itu, Yayasan ini juga menerima penitipan dan perawatan bagi penyandang tuna grahita berat. Ada banyak cara ikut merasakan seperti apa kehidupan komunitas difabel, salah satunya dengan datang ke Tri Asih. Membeli karya-karya mereka.

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi