Puasa

  14 Aug 2012, 17:16

Setiap kali bulan Ramadhan dua tahun terakhir ini penulis selalu ingat akan tulisan Goenawan Mohammad di Catatan Pinggir Majalah Tempo (16/8/2010). Mengapa? Karena trauma kejadian setiap bulan suci dalam satu dasa warsa terakhir.Sweeping-sweepingan! Berikut ini kutipan tulisan itu: Perut dibiarkan lapar, tenggorokan menahan haus 12 jam, kelamin tak tersentuh syahwat. Demikian yang jasmani dikendalikan. Daging harus dituntun oleh roh. Kalau tidak, dosa! Bisakah daging dipisahkan? Bisakah tubuh dilihat terpisah? Ini yang luput dari penglihatan. Di bulan Puasa diam-diam jasmani menyiapkan resistensi.

Puasa dijadikan sebuah periode memperoleh kompensasi istimewa. Pengekangan atas tubuh selama 30 hari adalah sebuah deprivasi, menginginkan imbalan yang memuaskan. Pelaku bak anak manja atau malahan korban dendam. Mereka minta diperlakukan sebagai kelas tersendiri. Hormati Bulan Puasa! Tidak dilandasi untuk melawan godaan, tetapi sikap ketakutan akan godaan. Niat berpuasa untuk Allah (ikhlas), ternyata juga berhak untuk proteksi, berhak unjuk kekuat-an mengklaim di luar dari mereka. Industri hiburan harus tutup tak pandang bulu, meski hanya pijat anak. Pekerja industri hiburan juga perlu Lebaran. Mereka perlu pendapatan. Puasa semacam privilese, orang puasa harus dihormati secara istimewa, orang lain harus bersedia berkorban untuk mereka.

Sikap kita lain kalau puasa bukan sebagai deprivasi. Melainkan sebagai ikhtiar untuk mengurangi apa yang dirasakan berlebih dalam diri kita. Puasa sebagai penangkis ke-serakahan, reduksi agresivitas menghadapi dunia (nafsu konsumtif). Ini pesan Nabi. Puasa kalau hanya deprivasi, tak perlu diakhiri dengan seruan kemenangan. Goenawan mengutip Max Weber "semakin banyak yang dicurahkan manusia untuk Tuhan. Semakin sedikit yang ia sisakan". Ini sindiran situasi sekarang, "Banyak yang dicurahkan manusia kepada Tuhan. Semakin menggelembung ia jadi subyek yang perkasa dan agresif."

Menurut Goenawan, maka jangan sampai timbul kesan ketika melihat orang berpuasa, tampak seperti orang yang ingin berkuasa? Bagi saudara-saudara Muslim, selamat menjalankan ibadah puasa. (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi