Editorial
20 Aug 2010, 18:06
Melepaskan diri sejenak dari ritme kehidupan rutin rasanya perlu. Tidak saja dari rutinitas pekerjaan masing-masing sesuai profesi, juga keluar dari suasana kehidupan menggereja kita di MBK. Maka apa itu berziarah, retret, dll adalah salah satu wujudnya, terlebih kalau kita ada kesempatan pulang kampung berbaur kembali dengan komunitas seiman. Nota bene melepaskan diri dari hiruk pikuk MBK, dan sekarang ini masih saya lakukan. Ada nuansa berbeda, ada kesan adem, ayem, tenteram, tidak kemrungsung (ribet), datang lima menit sebelum misa mulai masih ada tempat parkir mobil dan tempat duduk di dalam gereja. Apalagi ditambah misa dalam bahasa Jawa, ingatan kembali ke masa lalu meski suasana pasti berbeda. Pasti kami peroleh adalah kesegaran jiwa. Di mana nuansa "kesederhanaan"yang tercermin dalam wajah-wajah umat maupun suasana kehidupan menggereja. Pokoknya kita seperti kembali ke "kitah"yang sebenarnya menjadi umat Kristiani.
Sebuah keluarga yang disebut Kristiani karena keluarga terikat dengan pewartaan Injil Yesus Kristus. Keluarga yang dipersatukan dalam Tuhan mendapat perutusan untuk mewujudkan cinta kasih, baik dalam keluarga, lingkungan, masyarakat luas. Kehadiran perutusan ini mendorong kita masing-masing dalam menjalani kehidupan, lebih tepatnya apakah jalan yang sudah kita tempuh ini, semakin sejalan, sesuai dengan irama dengan panggilan Yesus sendiri, yaitu perintah cinta kasih. Maka, untuk mengetahui atau mendalaminya, tidak usah kita pergi jauh-jauh bilamana tidak ada kesempatan. Dengan musim APP sekarang ini, dengan sharing di antara saudara seiman terlebih-lebih satu lingkungan sendiri. Kita bisa saling meneliti jiwa kita masing-masing. Apakah saya, tetap layak disebut keluarga Kristiani?
Denganperkembangan dan pertumbuhan iman, kita kadang-kadang tidak puas dalam pendalaman iman, khususnya APP, hanya memperoleh cerita 2000 tahun lalu, diulang-ulang tanpa updating. Menurut kamus ABG, hare gene cerita itu-itu lagi, EGP, emang gue pikirin! Agaknya hukum pasar berlaku di sini. Maka media paroki seperti WM juga harus jeli dengan tuntutan pasar. Artinya keselamatan itu tidak hanya di dalam MBK saja. Demikian juga tidak hanya di dalam Gereja Katolik saja. Di luar pun jalan keselamatan juga tersedia. Apalagi tema Melawan Kemiskinan (tema APP 2010) tidak hanya sekedar menjadi permenungan atau dilawan dengan ayat-ayat KS saja. Kemiskinan memang tidak bisa diberantas, bak seperti memerangi narkoba, selalu ada sepanjang zaman. Namun sebuah terobosan harus dicari tanpa meninggalkan perintah cinta kasih Yesus. Gampang-gampang susah, bukan?
(ED)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |