Agama
25 Oct 2013, 14:36
Setiap hari raya agama terutama dalam menyambutnya terjadi suasana yang sangat agamis, baik itu melalui media cetak maupun talk show para tokoh agama di televisi. Kalau saja semua sesuai dengan yang dituliskan maupun yang dibicarakan, alangkah indahnya negeri ini. Masyarakat yang toleran, aman, tertib, sejahtera karena para pemimpinnya berperilaku luhur. Ditambah semakin banyaknya perempuan dengan busana yang mencerminkan "kesucian" dan kekudusan. Atau, tiba-tiba saja para pemimpin berubah menjadi pendakwah agama yang sangat terkesan religius. Rela berkorban demi kemaslahatan demi masyarakat banyak. Namun kita kaget juga melihat pemberitaan akhir-akhir ini. Ternyata yang dianggap "suci" serakahnya minta ampun. Terlibat skandal korupsi.
Agama dan segenap ajarannya, paling tidak dalam hubungan Indonesia yang acak-adut ini seharusnya bisa secara produktif dan emansipatoris memberi andil "kesalehan". Namun kenyataannya? Agama ditempatkan sebagai yang suci, yang turun dari langit, dan tak tersentuh. Malah dijadikan obyek dan dimanipulasi serta diperalat untuk kepentingan politik dan ekonomi kelompok tertentu. Bahkan ajaran Allah sendiri dijadikan alasan pembenaran untuk menganiaya sesamanya yang berbeda agama. Contoh kongkrit nasib Gereja Katolik Ciledug. IMB turun tetapi demo penolakan terus berlangsung. Lurah Lenteng Agung, Susan yang Kristen juga terus di demo.
Lalu, bagaimana caranya semangat keagamaan itu dipraktekkan? Karena kehidupan bangsa ini sudah lama menyimpang bahkan zig-zag "tidak lurus" lagi. Sungguh, dalam semua bidang kehidupan ini dengan segala modus dan habitatnya nyaris sudah jauh dari sentuhan Yang Maha Agung. Padahal agama dan karunia Sang Pencipta di Bumi Pertiwi Indonesia ini sejatinya diperuntukkan bagi kepentingan bersama.
Apakah situasi yang semrawut ini membuat kepercayaan kita kusut? Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya. (Mzm 27: 3).
(ED)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |