Antara Etiket Dan Digital

  25 Feb 2011, 23:04

Dalam diri penulis sebenarnya ada perasaan acuh jika diacuhin orang-orang yang tak dikenal baik tua dan muda. Namun terusik juga jika situasi sudah kebangetan. Ini gara-gara sering berganti pembantu rumah tangga, di mana PRT lama yang sudah ikut selama 27 tahun pamit pulang ke desanya. Tuntutan keluarga tak muluk-muluk, yang penting bisa dipercaya dan tahu etiket, kekurangan lainnya bisa ditutup sambil berjalan. Setiap tahun ratusan bahkan ribuan anak-anak muda laki perempuan pedesaan mengalir ke kota-kota besar mencari pekerjaan, tak berbekal apapun. Bahkan etiket.

Kebalikan dengan lingkungan generasi muda kelas menengah ke atas yang begitu mengenyam teknologi sampai "kenyang" yang kini banyak sebutannya. Seperti Net Generation, Echo Boomers dan sebagainya. Perubahan dari komunikasi konvensional menjadi digital, makin memperlebar kesenjangan komunikasi. Jangankan untuk berbicara soal etika dan etiket,wong conversation percakapan sehari-hari bisa hanya melalui Hp. Salah-salah di dalam rumah situasi sudah semacam conservative, tempat berkumpulnya "binatang" langka, ha,ha,ha....Lha, iyalah wong rumah tempat berkumpulnya orang, kok, nggak ada komunikasi lisan di mana di dalamnya emosional ikut terlibat. Masing-masing penghuninya menjadi makhluk Autis sibuk dengan dunianya sendiri.

Etika dan etiket memang mengatur perilaku manusia secara normatif. Perbedaannya etika itu moral sedangkan etiket adalah tata krama atau sopan santun berhubungan dengan cara suatu perbuatan yang dilakukan. Etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri, tidak tergantung pada kehadiran orang lain, bersifat absolut. Contoh kongkrit misalnya dalam berprofesi kita menerima suap, meski caranya sopan tak diketahui orang lain, itu pelanggaran etika. Sementara tindak-tanduk kita, cara bicara, berpakaian, bahkan merokok pun atau menulis di milis ada aturannya. Ini etiket. Nah biasanya generasi digital itu baru ketemu batunya jika mereka bekerja terutama yang membutuhkan net working, di mana bos-bosnya adalah para senior. Yang dulu, mungkin, juga tipis etika dan etiketnya. Namun bisa berubah karena pengalaman kerja dan pergaulan.

Manusia itu kelebihannya mempunyai akal dan budi. Kita maklum jika kurang pendidikan tak ada sopan santun, kata orang Jawa "wong ora mangan sekolahan" tetapi bagi generasi digital, sayang kalau Anda menjadi orang pandai tetapi tidak cerdas. Alias dicap tak punya etika dan etiket. Boleh Anda berpendapat suka-suka gue, tetapi hidup itu perlu pertolongan orang lain. Kecuali di tempat konservasi, jangan-jangan Anda menjadi obyek penelitian.

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi