Tak Berdaya

  28 Jan 2013, 21:41

Pekan lalu di halaman muka koran-koran Jakarta, ramai memberi judul tentang kota Jakarta yang terlanda banjir. Dari Kota Tanpa Harapan hingga Jakarta Kota Korban Seribu Janji, dst. Ujung-ujungnya serba tak berdaya. Persis kondisi penulis selain terkena flu berat ditambah diare, sampai waktunya harus menulis untuk WM, kepala jadi "kosong". Tak berdaya! Lalu banjir, meski di bilangan Bintaro tidak terkena, namun segala jalan kearah sana dikepung banjir.

Namun ada senangnya juga. Lho,kok? Karena kali yang melintasi perumahan penulis mengalir lancar, air derasnya menyapu segala sampah yang biasanya nyumpel, biasanya bak kali tersebut seperti TPS, Tempat Pembuangan Sampah yang terpanjang di "dunia". Aliran kali itu sebelum masuk kompleks perumahan, melalui sebuah kampung yang padat penghuninya terlebih dahulu. Dari sanalah sampah-sampah rumah tangga itu berasal, sampai keterlaluan betul membuang kasur pun di kali. Ketika suatu saat penulis, di daerah kampung itu memergoki seseorang yang seenaknya membuang sampah ke kali, ditegur, eh, malah nantang berkelahi. Yah!

Tak berdaya lagi. Dan ini sebenarnya cermin kehidupan masyarakat kita ini. Seenak udelnya, pelanggaran dianggap biasa, mudah marah walaupun salah. Malu? Nanti dulu! Banjir padahal datang setiap tahun atau bahkan setiap hujan deras mengguyur Ibu Kota. Setiap banjir kita mendapat tontonan melalui TV dari berbagai atraksi (yang pasti asal ngomong). Sebagai bagian dari masyarakat kadang-kadang kita tidak bisa memahami persoalan yang terjadi secara detail dan benar. Seorang selebriti hanya membagi dua karung beras saja kepada korban banjir, jadi atraksi pertunjukan TV sepanjang hari. Ikut ngomong lagi. Kita yang nonton hanya melongo.

Tak berdaya! Kalau ditanya soal solusi bagaimana mengatasi banjir? Solusi sederhana dulu, bagaimana merobah sikap mental dan budaya masyarakat itu sendiri. Contoh soal ya,buang sampah itu dulu. Penulis mencoba bicara dengan RT kampung itu, Pak RT pun angkat tangan! Tak Berdaya. Meningkat lagi dalam rapat RW, Pak RW pun idem. Tak Berdaya! Wah, ampun deh! Kapan berdayanya

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi