Gizi
25 Feb 2017, 13:46
Jika menyebut gizi, akan ada banyak cerita. Namun, lebih banyak cerita yang memilukan dibanding cerita yang menyenangkan. Seperti postingan video, yang viral beberapa minggu lalu di media sosial, tentang anak para pengungsi akibat perang yang mengalami kurang gizi.
Atau nasib kurang beruntung dialami anak bawah lima tahun (Balita) Ni Kadek Sri Astiti (16 bulan). Anak kedua pasangan suami-istri Wayan Suparta (31) dan Ni Wayan Sariasih (25) yang tinggal di gubuknya di Banjar Batu Madeg, Desa Tista, Abang, Karangasem itu, hampir mengalami kebutaan akibat kurang gizi. (Balipost, 31 Juli 2016).
Yang satu tidak memiliki akses kesehatan yang memadai akibat peperangan, sementara pasangan Wayan Suparta dan Ni Wayan Sariasih tidak memiliki akses kesehatan akibat hidup di bawah garis kemiskinan.
Pernyataan Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DKI Jakarta, Dr dr Rini Sekartini dan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr Anung Sugihantono, M. Kes, yang dirilis Media Indonesia bulan lalu menyebutkan angka kematian bayi dan balita (bawah lima tahun) akibat kurang gizi masih memprihatinkan.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Kementrian Kesehatan 2013 mencatat, 18,8 persen balita usia 0-5,9 bulan mengalami kurang gizi, 29 persen mengalami stunting (anak pendek) akibat kurang gizi menahun. Prevalensi angka gizi buruk masih tinggi, mencapai 5,7 persen dan gizi kurang 13,9 persen.
Pada 13 Januari, lalu Pikiran Rakyat menulis aktivitas menyusui di kalangan ibu muda di Kabupaten Sukabumi, semakin memprihatinkan. Rendahnya aktivitas menyusui ini bisa berakibat pada ribuan bayi terancam malnutrisi, kurang gizi. Terutama bayi-bayi para ibu pekerja pabrik yang tersebar di sentra-sentra industri Kabupaten Sukabumi. Padahal keberadaan air susu ibu (ASI) eksklusif paling baik untuk bayi.
Di Gereja Maria Bunda Karmel (MBK), kita bisa menemukan Taman Gizi, yang dikelola oleh Seksi Kesehatan di bawah Pilar Pelayanan. Subseksi Taman Gizi ini bekerjasama dengan Legio Maria dan Wanita Katolik melayani setiap minggu. Mereka berbagi bubur, susu, telor dan lainnya.
Banyak cara untuk melayani, banyak cara untuk ikut peduli, salah satunya dengan mendukung Taman Gizi.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |