Apresiasi

  20 Jan 2012, 16:11

Ketika mobil Kiat Esemka kreasi murid-murid SMK dari Solo, dan langsung dipakai sebagai mobil dinas Wali Kota Solo. Apa komentar Gubernur Jateng, Bibit Waluyo yang nota bene sebagai "bapak" warga Jateng. "Apaan? Mana uji kelayakannya? Begitu saja kok, dibesar-besarkan. Mbok tanya yang lain saja," katanya pada wartawan. Menonton adegan itu di TV, bulu kuduk penulis merinding! Bukankah sebagai Pembina nomor satu daerahnya seharusnya ia memberi apresiasi (meski basa basi). Atau karena konfrontasi dengan Walikota Solo soal pendirian mall yang ditentang oleh masyarakat Solo). Nah, sikap yang ditunjukkan oleh gubernur ini, rasanya sudah jadi cermin masyarakat kita sekarang ini. Miskin apresiasi!

Penulis memberi contoh, kekuatan Jakob Oetama bisa mengembangkan Kompas-Gramedia menjadi raksasa bisnis? Salah satunya adalah pandai mengapresiasi hasil karya anak buah. Ketika penulis membawa Tabloid BOLA sebagai tabloid terbaik Indonesia, ucapan selamat pertama kali di lingkungan intern, datang dari Pak Jakob. Lebih mengharukan lagi, ketika belum lama ini penulis mengakhiri tugas sebagai ketua paguyuban purnakarya KG sesudah dua kali masa jabatan. Secara khusus di depan silaturahmi anggota, Pak Jakob menyampaikan pidato khusus penghargaan kepada penulis. "Terima kasih mas! Anda sudah ngemong para pensiunan, membawa kegembiraan dan dinamika para sepuh," katanya. Diam-diam saya menitikkan air mata. Padahal menurut perasaan penulis," saya tidak berbuat apa-apa".

Kembali ke masalah mobil made-in Solo. Kita tak pandai menangkap substansi dari apa yang terjadi di sekeliling kita. Apa yang di-kreasikan anak-anak, langsung dikaitkan dengan persoalan teknis (bagaimana campuran komponen, metode, uji kelayakan dan seterusnya). Lha, iyalah kalau semua hasil kreasi langsung dihakimi, tanpa melihat proses kreasi, dan menganggap bodoh orang, miskin apresiasi, jangan menjadi pemimpin. Lalu, apakah karya pelayanan gerejani, butuh apresiasi? Bagi para penggiat "ladang Tuhan" sepertinya biasa menerima "hadiah" seperti yang dilontarkan oleh Bibit Waluyo. "pelayan-pelayan" Tuhan tak butuh apresiasi duniawi, karenanya WM bisa mengunjungi Anda setiap minggunya dengan 20 halaman.

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi