Surga

  21 Dec 2014, 03:51

Lagu "Nderek Dewi Maria" keluar dari suara bening Endah Laras dinyanyikan dengan penuh syahdu, yang membuat suasana hening dan tafakur seluruh yang hadir memenuhi Bentara Budaya Jakarta
BBJ (6/12/014). Termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Wapres Boediono dan sejumlah menteri, politisi, budayawan, usahawan, tokoh-tokoh rohaniawan, dan berbagai profesi lainnya. Dalam acara peluncuran buku "Sisi Lain Istana. Seandainya Obama ikut pilpres Indonesia" oleh wartawan KOMPAS Josef Osdar.

Surga

Lagu itu merupakan ritus doa pembuka acara, dan menurut MC Garin Nugroho," Doa kali ini adalah mohon perlindungan Ibu Maria. "Saya Muslim, Ibu Muslim, seluruh keluarga saya Muslim. Namun yang namanya Ibu Maria itu ibu kita semua."

Garin benar dan semua yang hadir dari semua golongan mendengarnya dengan kusyuk, ruangan menjadi sunyi senyap. Penulis merenung dan menerawang tentang arti dari seorang ibu, dan tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu. Bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu. Mengapa tidak di telapak tangan, gendongan, atau pangkuan ibu? Karena kaki adalah bagian dari tubuh yang menentukan langkah arah perjalanan. Begitu mulianya seorang ibu, ajaran agama menempatkan ibu sebagai manusia terhormat. Jika ingin tahu di mana letak surga? Maka kalau kita sungkem kepada ibu, dengan posisi itu kita bisa melihat telapak kaki ibu. Di sanalah surga! Masa depan dan nasib anak tergantung dari langkah kaki ibu.

Dengan kasih sayang disertai doa, rasa keprihatinan, serta derita, ia menanamkan keutamaan hidup agar anaknya kelak hidup berbahagia layaknya di surga? Surga tidak terletak di tubuh lelaki. Surga dibawa ibu, tetapi tidak diletakkan di atas, atau diletakkan di perhiasan ibu yang harganya ratusan juta rupiah? Karena ibu membawa surga ia harus membagi perhatian kepada suami, anak, dan cucu-cucu. Personafikasi perilaku ibu dalam kehidupan bernegara dan berbangsa dimetaformosakan sebagai Ibu Pertiwi. Melalui rahimnya telah lahir anak-anak bangsa yang hebat. Juga pada ibu-ibu kita masing-masing. Kita sekarang ini juga hasil perjuangan ibu.

Menjelang Natal yang sebentar lagi kita rayakan. Kita rayakan dulu ibu-ibu kita. Bahagiakan ibu-ibu kita.Kalau ibu sudah tiada, ya, bahagiakan isteri masing-masing. (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi