Ziarah

  21 May 2017, 01:31

Ziarah bagi umat Katolik identik dengan bulan Mei dan Oktober. Bulan Maria. Gereja Katolik mendedikasikan bulan-bulan tertentu untuk devosi tertentu. Bulan Mei juga sering dikaitkan dengan awal mula kehidupan, karena pada bulan Mei di negara-negara empat musim mengalami musim semi.

Ziarah

Ziarah menuntut adanya pengorbanan, baik fisik maupun psikologis, misalnya harus berjalan menuju ke tempat ziarah, naik ke perbukitan yang sepi. Lelah fisik maupun psikis merupakan bentuk silih dan ungkapan tobat atas dosa dosa dan kerapuhan hidup manusia. Ziarah juga mau menunjukkan kepada manusia tentang pentingnya spiritualitas keinginan manusia mau meninggalkan jalan yang tidak benar dan mau menempuh jalan yang dituntun oleh Tuhan (Metanoya).

Pada acara bedah buku Pilgrim, karangan Trias Kuncahyono, Wartawan Senior Kompas di Aula Gereja Theresia, pada Sabtu, 13 Mei lalu, Budayawan Arswendo Atmowiloto mengatakan, ziarah merupakan bentuk ungkapan penghayatan iman, bukan suatu kewajiban.

Arswendo juga merasakan, tidak ada bedanya, umat Katolik yang 'hanya mampu' ziarah di Sendang Sono, di Ganjuran, atau di goa Maria di manapun, dengan umat Katolik yang berziarah ke Lourdes maupun Jerusalem. Bedannya, mereka ini secara ekonomi mampu pergi ke Lourdes, Roma maupun Jerusalem.

Meski belum pernah ke Lourdes maupun Jerusalem, Arswendo mengaku memiliki pengalaman iman yang lebih dibanding umat Katolik yang telah berziarah ke Jerusalem, Roma maupun Lourdes. Pengalaman iman tersebut terjadi ketika Arswendo dipenjara di Cipinang, dengan tuduhan penistaan agama, dalam kasus Tabloid Monitor pada 1990.

Saat itu, Arswendo baru saja dibaptis dan menjadi Katolik. Isterinya Katolik dan dia ikut menjadi Katolik. Tidak mengerti apa itu ziarah namun pengalaman mendalami iman Katolik di penjara akhirnya mewarnai penziarahan batinnya yang luar biasa.

Di penjara Cipinang ada sebuah jalan menuju tempat ibadah, bagi seluruh narapidana yang beragama apapun. Narapidana Katolik hanya diizinkan ke 'gereja' pada hari Jumat hingga pukul 10.00 WIB, setelah itu harus kembali ke sel. Karena jalan tersebut akan dipakai umat Islam berjalan untuk berdoa Jumatan menuju Masjid.

Hanya ada satu jalan menuju tempat ibadah. Di ujung jalan, Arswendo menamakan belokan jalan setapak menuju 'gereja' dengan nama jalan Jerusalem. Jalan Jerusalem tidak panjang, hanya beberapa meter menuju 'gereja'. Nama Jerusalem merupakan salah satu bentuk pertobatan dan kerapuhan manusia (Arswendo) sebelum akhirnya sampai di gereja.

Bagi Arswendo, melewati jalan Jerusalem di dalam penjara Cipinang juga merupakan ziarah. Ziarah tidak menunjukan apakah seseorang itu lebih katolik daripada yang lain, sebab ukuran menjadi murid Kristus adalah mengamalkan ajaran cinta kasih. Dengan berziarah manusia bisa mengungkapkan iman melalui penghormatan dan pujian kepada Bunda Maria. Kepada Tuhan Yesus.

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi