Antara Si Kaya Dan Menunggu Jawaban Tuhan

  26 Aug 2010, 18:16

Majalah Forbes setiap tahun selalu mengeluarkan daftar orang-orang kaya sedunia dari ranking pertama s/d 1000. Menariknya tahun ini ranking pertama tidak dipegang oleh Bilyuner dari AS atau Eropa, justru datang dari Negara dunia ketiga. Carlos Slim Hellu, seorang pengusaha bidang teknologi/informasi/komunikasi (TIK) menjadi orang kaya nomor satu di dunia. Kekayaannya adalah US$ 53,5 milyar atau setara dengan rupiah sebesar Rp 500 trilyun lebih. Bandingannya jumlah ini adalah setengah dari APBN anggaran pembiayaan belanja Negara kita tahun 2009. Bayangkan setengah ongkos dari seluruh biaya/seluruh potensi Negara Indonesia akumulasi ada di tangan satu orang. Tak heran jika kita melihat perkembangan pasar dunia akhir-akhir ini memang mengarah ke TIK. Dan bagi siapa yang jeli menyabet kesempatan itu akan menjadi "Slim Hellu" berikutnya. Era minyak bumi mulai kesodok TIK.

Ini sebuah inspirasi bagi kita, Negara yang kaya sumber daya alam termasuk energi, yang cepat atau lambat harus mengubah orientasi. Bahwa dengan TIK semua peluang menjadi terbuka dan nasehat para pakar, segera tutup kesenjangan digital dan mempercepat pengembangan masyarakat berbasis pengetahuan. Era abad 21 ini adalah eranya abad pengetahuan dan pekerja terdidik. Dan berbicara soal kekayaan, dari segi positif saja bahwa bangsa yang menganut falsafah menjadi kaya itu suatu kebajikan. Karena kekayaan seseorang bisa makin berarti. Kita belum tahu, sepak terjang Slim Hellu. Namun bagi orang terkaya dunia nomor 2, Bill Gates penemu Microsoft (U$ 53 M) banyak menjadi donor riset-riset kesehatan dan memerangi kemiskinan.

Bagi para pekerja dengan ukuran seperti mayoritas kita-kita ini, timbul pikiran orang seperti Slim Hellu atau Bill Gates itu doanya apa, ya? Banyak orang, tidak usah mengejar kekayaan yang berlebih, minimal bisa mempunyai tempat berteduh sederhana saja, kok, peluang belum kunjung tiba? Ketidaksabaran menunggu jawaban Tuhan seringkali menjadi faktor kegagalan orang Kristen. Sudah berapa ribu kali ikut Novena, ziarah, retret, laku spiritual, dll. Tetap belum ada tanda-tanda Tuhan menjawab doa kita. Karena itu banyak yang berhenti berdoa dan mencari jalan pintas. Jalan instan dengan menggunakan segala daya upaya untuk cepat-cepat kaya.

Memang, kadang ada perasaan kecewa ketika Tuhan malahan menjawab doa orang lain. Bagi kita umat Katolik ada peneguhan "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan mendapatkan. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Menanti jawaban Tuhan, akan indah pada waktu-Nya. Jawaban Tuhan dikemas cara Tuhan sendiri. Bukan sesuai kemasan kita.

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi