Sukhoi

  29 May 2012, 15:06

Sepekan terakhir perhatian kita tertuju kepada tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak yang menewaskan 50 penumpangnya. Di antara para korban terdapat lima wartawan, satu di antaranya Didik Noor Jusuf, fotografer Majalah kedirgantaraan "Angkasa" yang penulis kenal secara baik. Kebetulan penulis juga hobi masalah kedirgantaraan ketika masih aktif menjadi wartawan, terutama yang berhubungan dengan olahraga kedirgantaraan. Kenangan terhadap Didik terulang kembali, dari mulai ia masih ingusan di bidang jurnalistik sampai kini ia menjadi salah satu fotografer andal di bidangnya.

Mengingat lokasi kecelakaan tak jauh dari Jakarta, maka menit demi menit perkembangan usaha evakuasi bisa diikuti melalui layar kaca. Sebuah tragedi kemanusiaan yang membangkitkan berbagai macam perasaan, campur aduk, dan ujungnya adalah perasaan emphati. Terutama terhadap keluarga korban, serta mereka yang ikut serta dalam barisan
penolong. Terlebih mereka yang datang secara sukarela sebagai relawan.

Ini benar-benar menyejukkan hati di tengah suasana amburadul negara kita dewasa ini. Terlebih-lebih pula terhadap sepak terjang para kaum fundamentalis terhadap misalnya pembangunan Taman Rohani di Gunung Kidul Yogyakarta dan Wedi, Klaten, Jateng. Pembubaran secara paksa oleh ormas agama terhadap diskusi pembahasan buku di Yogyakarta dan Jakarta.

Lho, kok melebar ke arah sentimen sektarian? Iya, lah! Apa nggak gemes melihat paradoksal antara Gunung Salak dan Yogyakarta. Di satu pihak terdapat semangat toleransi tanpa batas. Melawan kepercayaan iman sempit yang mengklaim kebenaran sepihak. Kemudian dihubungkan dengan ajakan berbagi, di mana di dalamnya tertuang hal memberi, berdamai dan menyembuhkan dalam arti luas. Ketika melayani manusia sedang bercermin kebaikan hatinya. Dan ujungnya adalah kesembuhan supaya selalu berpikir positif. Yang mengherankan, kelompok yang selalu bikin onar itu, kok, sebersitpun tak ada logika tentang berbagi. Merasa puas kalau selalu menzalimi sesama meski beda kepercayaan. Heran, ya? Apakah Allah itu beda-beda. Selalu marah terus dan sedikit-sedikit tersinggung?

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi