Kisah Sengsara
Moyud | 20 Mar 2016, 10:27
Jas merah = jangan lupa sejarah. Ketika memasuki pekan suci, gereja selalu mengajak untuk merenungkan bahkan masuk dalam sengsara dan penderitaan Kristus. Sebagaimana kita manusia, Yesus juga mempunyai kisah sengsara. Bahkan kisah sengsara-Nya lebih dahulu dan ngeri. Kisah sengsara kita mungkin belum apa-apa, tapi terkadang sudah merasa yang paling hebat dalam penderitaan. Akibatnya tidak jarang mengeluh dan protes ketika menderita.
Saya pribadi merasa kisah sengsara kita belum apa-apa bila dibandingkan dengan kisah sengsara Yesus, sehingga memang layak untuk dikenang, direnungkan bahkan dihadirkan terus-menerus dalam ekaristi. Karena Yesus rela bersengsara, mati dan bangkit kita manusia percaya mendapatkan keselamatan.
Kisah sengsara Yesus sarat makna. Para murid dan Rasul Paulus memberi kesaksian bahwa sengsara dan penderitaan Kristus adalah berkah yang harus disyukuri terus-menerus. "Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, bapa yang penuh belaskasihan dan Allah sumber penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah" (2 Kor 1:3-4).
Benar pula prinsip ini. Hanya orang yang merasakan pahit tahu apa itu manis. Paulus dapat menghibur jemaat yang menderita karena dia pernah dan mengerti sungguh apa artinya menderita. Dia menderita telah pula mendapatkan peneguhan, berkat dan penghiburan dari Allah sendiri. Itu semua karena Yesus telah menderita lebih dahulu untuknya. Itulah sumber penghiburannya.
Kita lihat saja penderitaan dan ketabahan Paulus,"Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal namun tidak putus asa, kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan namun tidak binasa" (2Kor 4:8-9).
Pengalaman ini pula yang memberi daya motivasi untuk karya pewartaannya sebagai rasul. Bagi Paulus tidak ada pelayanan dan pewartaan yang berdaya guna selain karena iman, kesabaran dan ketabahan dalam penderitaan.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |